Hari Guru Nasional (HGN) 2024 baru-baru ini menjadi momen penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya untuk para pengajar yang telah berjuang tanpa lelah mendidik generasi muda. Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan HGN tersebut mengingatkan kita bahwa perhatian terhadap kesejahteraan guru adalah sebuah langkah krusial untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Presiden Prabowo dengan tegas mengapresiasi guru, yang selama ini dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, dan menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun, di balik apresiasi tersebut, terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi.
Kesejahteraan Guru yang Masih Jauh dari Harapan
Selama ini, guru di Indonesia, terutama yang bekerja di sekolah swasta, sering kali dihadapkan pada masalah kesejahteraan yang jauh dari kata layak. Meskipun guru ASN dan yang sudah bersertifikasi mendapat penghasilan yang cukup baik, kenyataan berbeda dialami oleh guru di sekolah swasta, yang sebagian besar masih bergaji rendah. Ada yang hanya menerima gaji sekitar 300 ribu rupiah, sementara di sekolah swasta elit, gaji guru bisa mencapai belasan juta rupiah. Perbedaan ini tentu mencerminkan adanya ketimpangan dalam distribusi kesejahteraan di dunia pendidikan.
Tentu saja, kualitas pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan guru. Guru yang bekerja dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil tentu akan merasa tertekan dan tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Pada akhirnya, ini akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang diterima oleh siswa.
Kenaikan Gaji yang Harus Diimbangi dengan Peningkatan Kompetensi
Selain adanya angin segar bahwa akan ada sejumlah uang yang digelontorkan sebagai stimulus finansial, ada hal lain yang tak kalah penting, yakni kompetensi guru. Keputusan pemerintah untuk menambahkan gaji dasar guru swasta sebesar 2 juta rupiah adalah langkah yang patut diapresiasi. Namun, kenaikan ini harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi guru itu sendiri.
Bukan hal yang asing bahwa kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengajarnya. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa gaji yang diberikan kepada guru juga disertai dengan peningkatan kompetensi mereka. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan ujian kompetensi (UKOM) secara rutin setiap tahun atau beberapa tahun sekali, serta memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi para guru.
Memberantas Mentalitas Pinjaman Online (Pinjol)
Salah satu tantangan yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan guru adalah masalah pinjaman online (pinjol). Sebagian besar guru di Indonesia terjerat dalam jeratan pinjaman online yang mencekik. Tidak sedikit dari mereka yang terjebak dalam utang, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan mereka.
Untuk itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membebaskan guru dari masalah ini. Pembebasan guru dari jeratan pinjol dapat dimulai dengan memberikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan yang bijak dan membantu mereka untuk memanfaatkan dana dengan cara yang lebih produktif, bukan hanya untuk konsumsi semata. Sehingga, mentalitas hidup mewah dengan cara instan yang sering kali mengarah pada masalah finansial bisa dihindari.
Peningkatan Kompetensi Guru: UKOM dan Pelatihan Berkala
Guru yang berkualitas tentu akan menciptakan generasi penerus yang berkualitas pula. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus meningkatkan kompetensi guru. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan UKOM secara rutin dan memastikan bahwa setiap guru memiliki matriks keberhasilan pembelajaran atau prestasi yang dapat dievaluasi. Dengan cara ini, guru tidak hanya akan merasa dihargai, tetapi juga terdorong untuk terus belajar dan berinovasi dalam metode pengajarannya.
Selain itu, UKOM juga dapat mencakup microteaching yang dilakukan dengan pengawas yang obyektif. Hal ini akan memotivasi guru untuk selalu memperbaiki diri dan menghindari stagnasi dalam pengajaran. Tentu saja, langkah-langkah ini harus diikuti dengan pelatihan-pelatihan yang relevan, baik dalam bidang akademis maupun dalam keterampilan lain yang mendukung tugas mereka sebagai pendidik.
Guru memang merupakan pilar utama dalam dunia pendidikan. Tanpa mereka, tidak akan ada dokter, polisi, TNI, pengusaha, diplomat, hakim ataupun bahkan presiden yang terdidik dengan baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memberikan perhatian yang lebih serius terhadap kesejahteraan dan kompetensi mereka. Pidato Presiden Prabowo pada peringatan Hari Guru Nasional memberikan angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Namun, perhatian pemerintah tidak boleh berhenti pada apresiasi semata, melainkan harus berlanjut dengan tindakan konkret dalam meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi para guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H