Mohon tunggu...
Pandu Perdana Putra
Pandu Perdana Putra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Inggris, Peneliti, dan Pengamat Kebijakan Pendidikan

Saya seorang penulis yang aktif membahas berbagai topik, terutama terkait dengan pedagogi dan isu pendidikan terkini. Dengan latar belakang di manajemen komunitas, saya juga sering berbagi tentang cara mengelola dan mengembangkan komunitas secara efektif. Selain itu, saya sangat tertarik pada penelitian, baik itu melalui survei maupun eksperimen sosial, yang saya anggap sebagai cara penting untuk menggali wawasan baru dan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat. Melalui tulisan-tulisan ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia pendidikan dan pengelolaan komunitas di Indonesia. Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Untuk berdiskusi lebih lanjut atau terhubung, silakan mampir ke halaman LinkedIn saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gaji Guru Swasta akan Naik 2 Juta: Sebuah Angin Segar dan Sambaran Kesadaran

29 November 2024   22:15 Diperbarui: 29 November 2024   22:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Kompas TV)

Hari Guru Nasional (HGN) 2024 baru-baru ini menjadi momen penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya untuk para pengajar yang telah berjuang tanpa lelah mendidik generasi muda. Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan HGN tersebut mengingatkan kita bahwa perhatian terhadap kesejahteraan guru adalah sebuah langkah krusial untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Presiden Prabowo dengan tegas mengapresiasi guru, yang selama ini dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, dan menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun, di balik apresiasi tersebut, terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi.

Kesejahteraan Guru yang Masih Jauh dari Harapan

Selama ini, guru di Indonesia, terutama yang bekerja di sekolah swasta, sering kali dihadapkan pada masalah kesejahteraan yang jauh dari kata layak. Meskipun guru ASN dan yang sudah bersertifikasi mendapat penghasilan yang cukup baik, kenyataan berbeda dialami oleh guru di sekolah swasta, yang sebagian besar masih bergaji rendah. Ada yang hanya menerima gaji sekitar 300 ribu rupiah, sementara di sekolah swasta elit, gaji guru bisa mencapai belasan juta rupiah. Perbedaan ini tentu mencerminkan adanya ketimpangan dalam distribusi kesejahteraan di dunia pendidikan.

Tentu saja, kualitas pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan guru. Guru yang bekerja dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil tentu akan merasa tertekan dan tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Pada akhirnya, ini akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang diterima oleh siswa.

Kenaikan Gaji yang Harus Diimbangi dengan Peningkatan Kompetensi

Selain adanya angin segar bahwa akan ada sejumlah uang yang digelontorkan sebagai stimulus finansial, ada hal lain yang tak kalah penting, yakni kompetensi guru. Keputusan pemerintah untuk menambahkan gaji dasar guru swasta sebesar 2 juta rupiah adalah langkah yang patut diapresiasi. Namun, kenaikan ini harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi guru itu sendiri.

Bukan hal yang asing bahwa kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengajarnya. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa gaji yang diberikan kepada guru juga disertai dengan peningkatan kompetensi mereka. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan ujian kompetensi (UKOM) secara rutin setiap tahun atau beberapa tahun sekali, serta memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi para guru.

Memberantas Mentalitas Pinjaman Online (Pinjol)

Salah satu tantangan yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan guru adalah masalah pinjaman online (pinjol). Sebagian besar guru di Indonesia terjerat dalam jeratan pinjaman online yang mencekik. Tidak sedikit dari mereka yang terjebak dalam utang, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan mereka.

Untuk itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membebaskan guru dari masalah ini. Pembebasan guru dari jeratan pinjol dapat dimulai dengan memberikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan yang bijak dan membantu mereka untuk memanfaatkan dana dengan cara yang lebih produktif, bukan hanya untuk konsumsi semata. Sehingga, mentalitas hidup mewah dengan cara instan yang sering kali mengarah pada masalah finansial bisa dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun