Mohon tunggu...
Pandu Perdana Putra
Pandu Perdana Putra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Inggris, Peneliti, dan Pengamat Kebijakan Pendidikan

Saya seorang penulis yang aktif membahas berbagai topik, terutama terkait dengan pedagogi dan isu pendidikan terkini. Dengan latar belakang di manajemen komunitas, saya juga sering berbagi tentang cara mengelola dan mengembangkan komunitas secara efektif. Selain itu, saya sangat tertarik pada penelitian, baik itu melalui survei maupun eksperimen sosial, yang saya anggap sebagai cara penting untuk menggali wawasan baru dan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat. Melalui tulisan-tulisan ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia pendidikan dan pengelolaan komunitas di Indonesia. Semoga apa yang saya bagikan dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Untuk berdiskusi lebih lanjut atau terhubung, silakan mampir ke halaman LinkedIn saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Covid: Digitalisasi Pembelajaran Bahasa Inggris

29 November 2023   17:03 Diperbarui: 29 November 2023   17:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi COVID-19 telah memicu percepatan digitalisasi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Meskipun langkah ini membawa sejumlah keuntungan, namun tantangan infrastruktur yang merata di seluruh negeri menjadi hambatan signifikan. Artikel ini akan membahas kesenjangan infrastruktur di sekolah-sekolah Indonesia, terutama dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris, dan mencari solusi untuk menanggulangi masalah tersebut.

Infrastruktur

Salah satu kendala utama dalam mewujudkan pembelajaran bahasa Inggris digital adalah kesenjangan infrastruktur di seluruh Indonesia. Sementara di kota-kota besar, ruang kelas virtual sudah menjadi kenormalan, banyak sekolah di daerah terpencil masih kesulitan mengakses teknologi ini. Faktor seperti ketersediaan listrik, akses internet yang terbatas, dan kurangnya perangkat digital masih menjadi rintangan utama.

Di wilayah-wilayah pelosok, keberadaan fasilitas pendidikan yang memadai seringkali masih menjadi mimpi. Beberapa sekolah bahkan kesulitan mendapatkan pasokan listrik yang stabil, apalagi akses internet yang memadai. Hal ini membuat implementasi digital classroom untuk pembelajaran bahasa Inggris menjadi sebuah tantangan yang nyata.

Siswa di daerah terpencil tidak hanya menghadapi kendala infrastruktur, tetapi juga kesulitan finansial. Membeli perangkat digital seperti laptop atau tablet bukanlah pilihan yang mudah bagi keluarga dengan ekonomi rendah. Oleh karena itu, adanya kesenjangan ekonomi di antara siswa dapat memperparah kesenjangan akses terhadap pembelajaran bahasa Inggris digital.

Mengatasi kesenjangan infrastruktur memerlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait. Pertama, diperlukan investasi yang lebih besar dalam penyediaan infrastruktur dasar seperti listrik dan akses internet di wilayah terpencil. Kedua, program subsidi atau bantuan perangkat digital perlu diperluas untuk mencakup lebih banyak siswa, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Pemantapan Sumber Daya Manusia

Tidak hanya siswa yang memerlukan bantuan dalam menghadapi pembelajaran bahasa Inggris digital, tetapi guru juga perlu diberikan pelatihan yang memadai. Program pelatihan guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran, bahkan di daerah dengan akses terbatas.

Penting untuk melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam mengatasi tantangan infrastruktur. Program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dapat berfokus pada penyediaan perangkat digital, dan pemerintah dapat bekerja sama dengan penyedia layanan internet untuk memastikan akses yang lebih luas di seluruh negeri.

Selama proses pembenahan infrastruktur berlangsung, sistem hibrid yang menggabungkan pembelajaran konvensional dan digital dapat diperkuat. Dengan cara ini, pembelajaran bahasa Inggris dapat tetap berlangsung secara efektif di seluruh Indonesia, meminimalkan ketidaksetaraan akses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun