Mohon tunggu...
Kang Nihat
Kang Nihat Mohon Tunggu... -

Muhammad Amirudin,( Kebumen,28 Desember 1993).Panggilan: NIHAT ,Jama’ah Maiyah Nusantara,asli Kebumen.Bekerja di Dunlop Indonesia.Hobi menulis,membaca & menonton Kunjungi Saya di http:// www.kangnihat.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memutus Mata Rantai Korupsi

20 Oktober 2016   19:33 Diperbarui: 20 Oktober 2016   19:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembrantasan Korupsi yang terus digembor-gemborkan Pemerintah bak angin yang berlalu saja,tidak sedikitpun membuat jera bahkan menghilangkan korupsi.Malahan Koruptor malah menjadi semacam selebritis yang kasusnya dipertontonkan mirip sandiwara-sandiwara.Dengan tersenyum dan mengelak korupsi bahkan menyewa beking yakni kuasa hukum untuk melindungi dirinya dari jeratan pidana korupsi.

Belum lagi praktek-praktek pungli skala besar yang menjurus jual beli jumlah hukuman.Hukuman seolah bisa dibeli,Penjara disulap menjadi hotel,spa dan tempat rapat untuk melanjutkan aksi korupsinya lagi.

Menghilangkan korupsi secara langsung jelas tidak akan bisa,karena koruptor sudah membikin simbiosis korupsinya.Seperti mata rantai korupsi.Ada pusat,ada penghubung dan ada yang tutup mulut.koruptor seakan sudah menguasai lembaga-lembaga seperti DPR,MPR,DPD dan lain sebagainya.Meskipun sifatnya bawah tanah yakni kepengurusan koruptor dilakukan diam-diam dan dirancang sistematis sehingga tidak bisa dilacak oleh penyidik korupsi.

Melemahkan koruptor dengan hukum yakni membuat aturan yang melemahkan koruptor seperti membuat hukum penjara seumur hidup untuk koruptor atau koruptor harus dibunuh,jelas tidak akan mudah bahkan bisa jadi tidak mungkin.Karena penegak dan koruptor juga bisa jadi disisipi koruptor itu sendiri sehingga membuat aturan semacam itu jelas tidak mungkin.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menghilangkan koruptor adalah membuat generasi pemimpin yang takut akan Tuhan dan cinta Indonesia.biarlah generasi pemimpin saat ini korupsi tapi jangan sampai simbiosis dan mata rantai korupsi itu jalan terus.Kita harus mematahkan simbiosis itu.Caranya dengan membikin generasi pemimpin yang takut akan Tuhan dan cinta tanah air.Pemimpin yang alim,bijaksana dan adil.

Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk membikin generasi pembeharu semacam itu.Pesantren juga harus siap menyiapkan santri-santrinya untuk bersaing di dalam pemilihan umum baik pililhan lurah,pilkada dan pilihan presiden.Santri merupakan sosok yang harus kita angkat dan pilih menjadi pemimpin.Karena kita sudah berkaca kepada generasi pemimpin saat ini,mereka bukanlahorang bodoh dan mereka kebanyakan lulusan universitas-universitas ternama dengan gelar mentereng,Professor dokter M.A tapi sayangnya mereka tidak punya hati nurani,cerdas pikirannya tapi imannya lemah.

Pangkatnya mentereng,lulusan universitas tapi maling,itu yang bisa kita lihat sekarang ini.Koruptor bukanlah orang bodoh,mereka orang cerdas yang tak punya iman.Dan apa yang bisa dibanggakan dengan universitas,jika hanya bisa membuat cerdas otak tetapi hatinya masih busuk.Bukanlah lebih baik hatinya bersih meskipun tidak pintar-pintar amat?

Dan Pesantren menjawab problem itu.Pesantren mendidik santrinya untuk menjadi cerdas otak dan hatinya juga bersih,maka penulis berharap akan banyak santri-santri yang akan memimpin negeri ini.Baik tingkat Desa,kecamatan,Kabupaten,Provinsi hingga Presiden.Indonesia butuh pemimpin yang punya hati yang bersih,bukan punya otak cerdas tapi hatinya busuk.Dan mirisnya yang melahirkan koruptor-koruptor kebanyakan lulusan sekolah yakni universitas-universitas.Ada apa dengan universitas?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun