Mohon tunggu...
Kang Nihat
Kang Nihat Mohon Tunggu... -

Muhammad Amirudin,( Kebumen,28 Desember 1993).Panggilan: NIHAT ,Jama’ah Maiyah Nusantara,asli Kebumen.Bekerja di Dunlop Indonesia.Hobi menulis,membaca & menonton Kunjungi Saya di http:// www.kangnihat.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Honorer, Guru PNS, dan Guru Sejati

26 November 2016   10:35 Diperbarui: 26 November 2016   10:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap Perayaan Hari Guru selalu saja yang disinggung adalah honorer,sehingga saat ingat hari guru maka akan ingat banyaknya guru honorer yang ingin sekali menjadi PNS.Hal ini maklum saja,mengingat ada yang sudah mengabdi menjadi guru bertahun-tahun tetapi belum juga diangkat menjadi PNS.

Penulis,tidak akan membahas polemik nasib guru honorer karena jika pekerjaan guru dirujuk dengan masalah penghasilan ditakutkan peran guru menjadi bahan perebutan banyak orang.Padahal peran guru seharusnya mengabdi dengan sepenuh hati tanpa embel-embel nominal.Hal ini akan memunculkan pemikiran menjadi guru PNS enak sehingga saat mengajar tidak usah begitu gigih toh sudah diangkat dan pemikiran guru honorer akan mati-matian gigih mengabdi sampai ia diangkat menjadi PNS.

Hal ini bisa menghilangkan tujuan awal mengajar sehingga tujuan akhirnya malah penghasilan.Peran guru malah dijadikan lahan mencari keuntungan.Guru yang jika kita jabarkan menjadi ‘Digugu dan Ditiru’ (Dipercaya murid dan menjadi sosok panutan murid) harusnya mengutamakan fungsinya sebagai pengajar murid.Harus mempunyai motifasi yang kuat untuk mencetak murid yang unggul baik otak dan akhlaknya.

Tetapi di lain pihak,masalah ekonomi tidak bisa begitu saja dikesampingkan sehingga guru harusnya memang diberi tempat layak,minimal diangkat menjadi PNS untuk guru yang sudah mengabdi bertahun-tahun.Karena guru juga lah para generasi bangsa ini dapat menerima pendidikan-pendidikan.

Guru juga harus jeli dan cermat,bisa menggunakan metode pengajaran yang pas dan sesuai dengan kondisi murid,tidaklah usah menuntut murid menjadi cerdas  karena jika ternyata bodoh bisa-bisa menjadi guru malah marah atau emosi.Sebaiknya guru menuntut muridnya untuk giat belajar dan sebagai guru jangan lupa do’akan murid semoga menjadi murid yang kelak akan berguna bagi masyarakat,agama,bangsa dan negara.

Peran masing-masing murid dan guru dalam proses belajar juga harus baik,disini Imam AlGhozali di dalam kitabnya Ihya Ulumiddin merinci bagaimana tata karma seorang murid maupun guru.

Adapun sebagai murid/siswa mempunyai fungsi yang banyak tetapi disederhanakan menjadi 7 kelompok saja :

1.Seorang murid/siswa harus mempunyai jiwa yang bersih

Akhalk kepada guru harus baik,bicaranya lembut dan sopan kepada guru,menjauhi makanan dan minuman yang haram

2.Seorang murid/siswa harus menjauhi kesenangan-kesenangan yang bisa memperhambat proses belajar mengajar

Tidak pacaran di sekolah,tidak senda gurau waktu guru sedang mengajar,tidak main alat elektronik saat diberi pelajar,mungkin itu adalah penghambat untuk pembelajaran jaman sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun