Mohon tunggu...
Kang Nihat
Kang Nihat Mohon Tunggu... -

Muhammad Amirudin,( Kebumen,28 Desember 1993).Panggilan: NIHAT ,Jama’ah Maiyah Nusantara,asli Kebumen.Bekerja di Dunlop Indonesia.Hobi menulis,membaca & menonton Kunjungi Saya di http:// www.kangnihat.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jalan Panjang Pernikahan

1 Januari 2017   17:37 Diperbarui: 1 Januari 2017   17:58 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang menjadi pelengkap seorang muslim.Nabi Muhammad sampai mewanti-wanti umatnya agar setiap muslim mau menikah karena barangsiapa yang tidak mengikuti sunahnya maka ia bukanlah pengikutnya.Diantara sunah beliau adalah nikah.

Tulisan ini tidak akan membahas rukun atau syahnya suatu pernikahan,tetapi lebih membahas tentang makna yang terkandung dari pernikahan itu sendiri.Pernikahan hakekatnya merupakan salah satu perjanjian yang agung diantara mempelai lelaki dan wanita,dimana mereka akan berikrar untuk saling menjaga melengkapi dan melindungi.Alqur’an mengibaratkan bahwa lelaki dan perempuan bagai sawah dan petani dimana petani harus menjaga dan memupuki sawahnya dengan baik.diibaratkan juga sebuah pakaian yang harus dijaga dan dibersihi serta dirawat dengan baik.

Pernikahan juga merupakan jalan supaya jangan sampai Sirna Ing Paseduluran itu benar-benar hilang.Lewat pernikahan,manusia dituntut untuk bisa mengenali dan menggali bagaimana ia beradaptasi dengan masyarakat.Jika sebelum nikah,orang bisa saja bermain kesana kemari tanpa ada penghalang,maka lewat nikah manusia harus bisa menjaga kerukunan antar suami istri dan masyarakat sekitarnya.Dari pernikahan itu pula,kita dituntut untuk bisa mengenali masyarakat sekitarnya.

Pernikahan tidak segampang dan seindah yang dibayangkan karena disana ada komitmen janji suci agama yang agung,disana mengandung kebulatan tekad bersama untuk saling menjaga dan melengkapi.Suami dan istri dituntut untuk amanah,saling menjaga ego untuk kebaikan bersama.Jangan sampai ada pihak yang merasa paling berkuasa meskipun suami sebagai pemimpin keluarga sekalipun.Suami harus menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin keluarga dan dituntut untuk bisa membimbing istrinya untuk giat beribadah,taat pada suami dan sayang juga pada sang suami.Begitupun sebaliknya.Untuk sang istripun dijanjikan pahala yang besar jika bisa berperan menjadi istri yang solehah,misalnya aktifitas mencium tangan suami saat mau bepergian ini juga mengandung pahala yang amat besar.

Pernikahan atau nikah tak melulu soal malam jum’at yang menurut orang-orang sekarang identik dengan sunah rosul yakni bercinta.Padahal sunah rosul yang lebih baik juga banyak daripada soal persetubuhan yang halal itu.Tetapi mengapa sunah rosul identic dengan hal itu? Mungkin orang-orang sekarang pilih-pilih dalam menjalankan sunah rosul,dimana yang serasa nikmat ia anggap sunah rosul dan jika dirasa berat ia sulit mengatakan sunah rosul.Tetapi apapun itu,sunah rosul amatlah baik.Diharapkan suami istri mencari sunah rosul yang lainnya selain sunah rosul yang itu-itu melulu.Sholat jamaa’ah bersama itu juga sunah rosul,bukan?? Masih banyak sunah rosul yang harus kita cari dan amalkan.

Setiap pernikahan,do’a yang sering diucapkan adalah sakinah mawaddah warrohmah.Padahal menurut pendapat Cak Fuad (salah satu marja’ maiyahan) sebenarnya cukup menjadi keluarga sakinah saja sebab mawaddah dan rohmah adalah dua komponen yang outputnya adalah sakinah.mawaddah adalah cinta yang masih ada unsur pamrihnya,misalnya cinta karena melihat cantik ataupun ganteng.Sedangkan rohmah adalah cinta yang murni tanpa ada pamrih,keinginan ataupun dorongan.Rohmah adalah cinta yang tulus.Keduanya diperlukan bagi kehidupan perkawinan.

Lewat lembar-lembar sehabis pernikahan,akan ada jalan panjang nan terjal,suami istri dituntut untuk selalu bermusyawarah bersama saat ada masalah,saling mengalah untuk kepentingan bersama,mau mengalah jika salah dan mau membenarkan jika benar dan kedua pihak harus saling menerima dengan hati yang ikhlas.Kemampuan mengatasi problem-problem yang akan dihadapi harus juga didukung komitmen bersama untuk menjaga keutuhan sebuah bangunan rumah tangga.

Oleh : Kang Nihat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun