Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya yang beberapa waktu lalu diunggah. https://www.kompasiana.com/kangmusy3/6345534aa196e369762982e2/penyakit-paru-parasit-tropis
Untuk tulisan-tulisan saya selanjutnya di platform Kompasiana ini, saya  akan membahas penyakit paru tropis satu per satu yang ditulis di dalam artikel jurnal "Tropical Parasitic Lung Diseases"karya V.K. Vijayan dalam jurnal The Indian Journal of Chest Diseases & Allied Science mengenai penyakit-penyakit paru parasit tropis.
Mari masuk ke dalam topik pembahasan
Penyakit pulmonary amoebiasis atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai amebiasis paru adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya infeksi protozoa, lebih tepatnya Entamoeba histolytica. Â Penyakit amoebiasis ini bisa menyerang paru dan menjadi pulmonary amoebiasis biasanya diawali dengan adanya abses amoeba pada liver. Gejala dari penyakit pulmonary amoebiasis ini adalah demam, nyeri pada bagian hipokondrium kanan, nyeri dada, dan batuk-batuk.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan untuk diagnosis amoebiasis torak satu ini, yakni ditemukannya kenaikan setengah bagian dari diafragma, hepatomegali lunak, efusi pleura dan gangguan pada bagian basal paru-paru. Dalam pengamatan di bawah mikroskop dengan menggunakan sampel kotoran manusia agen yang menyebabkan pulmonary amoebiasis, Entamoeba histolytica, ini tidak bisa dibedakan dengan dua jenis entamoeba lainnya yang memang biasanya ditemukan pada kotoran manusia yaitu E. Dispar dan E. Moshkovskii. Oleh karena itu pengamatan mikroskopis untuk menemukan Entamoeba histolytica ini tidak terlalu berguna.
Untuk membantu menegakkan diagnosis dari penyakit ini yang paling akurat adalah menggunakan tes PCR karena pengamat bisa membedakan E. Histolytica dengan dua spesies lainnya. Selain itu, ada serangkaian tes lagi yang bisa digunakan untuk menemukan protozoa parasit ini, yakni dengan melakukan kultur dan tes serologi IHA, ELISA, dan IFAT. Kombinasi dari tes serologi dan PCR serta pendeteksi antigen parasit tersebut adalah cara yang paling baik untuk mendiagnosis dari penyakit amebiasis paru ini.
Sementara itu, pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini bisa menggunakan metronidazole. Selain itu, diloxanide furoat juga bisa menghancurkan kista Entamoeba di usus. Laktoferin dan laktoferisin bisa dikombinasikan dengan metronidazol dosis rendah untuk mengurangi toksisitas metronidazol. Adapun vaksin untuk mencegah amoebiasis ini sampai sejauh ini masih belum ditemukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H