Anda sering mendengar siswa mengeluh pusing saat melakukan pembelajaran daring? Siswa semakin malas dalam mengerjakan tugas? Hati-hati! Hal tersebut bisa menjadi pertanda kesehatan siswa yang semakin memburuk akibat pembelajaran daring.
Kemunculan pandemi COVID-19 ini membuat semua orang harus membatasi pergerakan dalam kehidupan sehari-hari mengingat virus ini dapat menyebar dengan mudah dan cepat.Â
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pun diterapkan di semua tempat terutama di sekolah sehingga para siswa harus melakukan pembelajaran daring selama pandemi.Â
Perubahan metode pembelajaran yang sangat berbeda dibandingkan sebelumnya ternyata berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental para siswa sekolah, baik TK, SD, SMP, maupun SMA.
Dampak Terhadap Kesehatan Fisik Siswa
Pada dasarnya, siswa sedang berada di fase pertumbuhan dan perkembangan secara fisik. Pembelajaran daring dapat berpengaruh pada kesehatan mata dan kualitas tidur siswa. Hasil penelitian dari Pratiwi dkk (2022) pada siswa kelas V SDN Wonomerto 01 Batang sebanyak 28 siswa dari total 30 siswa mengalami pusing saat pembelajaran daring.
Sebagian besar siswa tersebut juga mengalami kelelahan seperti kram otot dan sakit pinggang, serta mereka merasakan sakit pada mata. Kemudian, sebagian kecil siswa kelas V lainnya juga mengatakan bahwa mereka sulit tidur di malam hari. Hal yang sama juga telah ditunjukkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Kharisna dkk (2021) di MTS 02 Pekanbaru.
Sebagian besar siswa MTS 02 Pekanbaru mengalami gangguan tidur sebanyak 1 kali dalam 1 minggu dan memerlukan waktu 16-30 menit untuk dapat tidur nyenyak di malam hari. Dampak tersebut akan berpengaruh pada motivasi dan prestasi siswa, mereka mulai malas dalam mengerjakan tugas sekolah dan merasa bosan saat pembelajaran daring. Masalah-masalah tersebut juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental siswa jika tidak segera diperbaiki.Â
Dampak Terhadap Kesehatan Mental Siswa
Kesehatan mental merupakan kondisi kesehatan dan kesejahteraan seseorang yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak (WHO, 2022).Â
Kesehatan mental yang baik sangat penting dimiliki oleh siswa sekolah karena dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan kemampuan mengatasi berbagai tekanan yang menimpa, hingga meningkatkan prestasi belajar di sekolah.Â
Namun, fakta yang terjadi saat ini, gangguan mental justru banyak dialami oleh siswa sekolah di seluruh tingkatan terutama selama kegiatan belajar mengajar berubah menjadi daring karena pandemi COVID-19.
Pada siswa TK, pembelajaran daring membuat anak mengalami penurunan kemampuan perilaku sosial emosional, seperti siswa bersikap kurang kooperatif, kurang toleransi, serta mudah merasa bosan dan sedih.Â
Lalu, pada siswa SD, pembelajaran daring membuat siswa menjadi lebih sulit mengontrol emosi serta lebih sering merasa cemas, kurang disiplin, tidak bersemangat, dan tidak percaya diri. Penurunan kualitas kesehatan mental dan sosial pada siswa TK dan SD dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurang terpenuhinya kebutuhan bersosialisasi siswa dengan teman sebaya serta kurangnya efektivitas metode pembelajaran daring yang dilaksanakan.
Selain itu, fakta yang lebih menyedihkan menunjukkan bahwa siswa TK dan SD ternyata juga lebih rentan mengalami kekerasan verbal oleh orang tua selama belajar daring di rumah. Banyak orang tua yang mengalami stres karena bebannya di rumah bertambah sehingga melampiaskan dengan melakukan kekerasan verbal pada anak.Â
Kekerasan verbal yang diterima anak dapat membuat mereka menjadi kurang peka terhadap perasaan orang lain, mengalami gangguan perkembangan dan gangguan mental, menjadi agresif, hingga mengalami penurunan kepercayaan diri.Â
Untuk siswa sekolah tingkat menengah, pembelajaran daring juga berdampak terhadap kesehatan mental mereka. Siswa SMP dan SMA memang sudah lebih mampu mandiri selama melaksanakan pembelajaran daring.Â
Namun, mereka juga rentan mengalami stres selama belajar di rumah karena berbagai faktor, seperti beban belajar yang berlebih atau kesulitan adaptasi dengan teknologi baru. Stres yang dialami akan membuat mereka menjadi lebih pasif, kurang kreatif dan produktif, serta kurang motivasi belajar.Â
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dampak pembelajaran daring terhadap kesehatan siswa dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki metode pembelajaran bagi siswa sekolah disaat kondisi pandemi sudah mulai membaik.Â
Sekolah diharapkan dapat memaksimalkan kembali proses pembelajaran luring, yang sudah mulai dilaksanakan saat ini, untuk membuat kualitas kesehatan fisik dan mental siswa kembali membaik, seperti melaksanakan kegiatan untuk siswa yang bersifat aktif agar mereka dapat memenuhi kebutuhan gerak dan sosialisasinya.Â
Selain itu, guru di sekolah juga dapat berperan untuk memberikan edukasi kepada orang tua siswa tentang cara membimbing anak dalam belajar sehingga diharapkan kekerasan verbal terhadap anak oleh orang tua tidak terjadi kembali di kemudian hari. (Ardita Putri Amelia dan Putri Amalia Firjatillah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H