Bismillah
Skuter matik alias skutik telah menjadi  primadona di Indonesia, setidaknya  ini kita lihat dalam kurun waktu 5 tahun kebelakang dengan banyak motor matik di jalanan.
Indonesia sendiri mulai kedatangan skutik Kymco pada tahun 2000. Ini sekaligus sebagai pembuka pasar skutik tanah air. Namun sayang merek motor asal Taiwan ini tidak sekuat dua Jepang  yang meskipun lebih belakang skutik daripada Kymco.
Namun ada kisah berbeda yang datangnya dari mereka yang terlanjut jatuh hati pada Kymco. Satu diantaranya seorang guru SMPN 98 Jakarta yang memiliki sembilan varian produk dari Kymco. Seolah terbius oleh teknologi yang ditawarkannya, sehingga dua atau tiga motor tidak cukup baginya.
Mulai dari cc kecil sampai yang 400 pun dia punya. Bahkan saat ini namanya terdaftar sebagai orang Indonesia yang memesan Kymco AK550. Lantas apa sih yang membuat pak Chomar bisa mengoleksi Kymco sebanyak itu?
Awal Perkenalan Dengan Kymco
Saat itu (tahun 2007) pak Chomar mengidamkan skutik berwarna kuning. Di dealer motor Jepang tidak ada. Dalam satu perjalanan pulang mengajar dia mampir ke dealer Kymco yang ada di Jln. Margonda Depok. Yang membuat bapak ini berhenti adalah karena ada plang yang bertulisakan "Tinggal Gas Rem Saja. The Best Model 2006."
Karena tertarik kemudian dia masuk dan dibuat terpeson dengan judul tulisan "Komparasi BBM dari Tabloit Otomotif" yang terpampang pada dinding. Adapun yang dikomparasikan saat itu adalah skutik Honda Vario, Suzuki Spin, Yamaha Mio dan Kymco Free LX. Ternyata yang paling irit dipegang oleh Kymco Free LX.
Sebelumnya Pak Chomar melihat iklan yang memberitakan sebuah motot dengan konsumsi bensin 1:50. Ternyata setelah dikomparasikan jarak yang didapat hanya 20 km. Akhirnya dari situ ia tidak percaya sama iklan kecuali jika ada komparasinya.