Mohon tunggu...
Muh Fendi Putranta
Muh Fendi Putranta Mohon Tunggu... -

hidup adalah berlajar dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cukup Hari Ini Aku Kalah

14 Agustus 2012   05:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ikan butuh sirip untuk berenang. Pun dengan kapal, layaknya doraemon memerlukan baling2 untuk dapat terbang, ia juga butuh sayap untuk bermanuver ria di antara awan2.

Tapi itu semua kan jadi sia2 bila tak ada air, tak ada angin. Sebagai tanda kekuasaanMU, bahwa ENGKAUlah rabb penguasa jagad ini. Bahwa ENGKAUlah yang berkehendak atas segala sesuatu. Bahwa ENGKAUlah maha segala2nya yang berhak berucap kun fayakun, jadilah maka jadilah.

Pun juga denganku, duduk disini. Pelabuahan Takamatsu. Tepat seperti satu tahun yang lalu. Tak ada yang berubah. Ribuan orang di Sepanjang pinggiran pantai duduk berhimpit2an  untuk menyaksikan hanabi taikai, pesta kembang api, sebagai kegiatan tahunan tiap musim panas.

Aku masih di sini ya rabb, masih mengikuti aliran air kehidupanMU. Masih mengikuti hembusan angin takdirMU. Dan lagi lagi aku masih belum bisa berenang mengarungi bentangan lautMU,  masih belum bisa terbang mencium wanginya awanMU, apalagi menukik dan bermanuver dengan tekukan sayap2ku.

Mana siripku?

Mana baling2ku?

Dimana sayapku?

Entah knapa hari ini, aku ingin "dia" yang kubayangkan sebagai siripku, yang ku elu2kan sebagai baling2ku, yang selalu kusanding di hati sebagai malakiat bersayapku, hadir diantara kita. Diantara aku Dan ENGKAU.

Seperti sepasang muda-mudi di pojok bawah mercu suar sana, duduk diatas tikar Dan dengan mesranya Saling  suap "takoyaki". Menanti  saat2 kembang api naik dari sebrang lautan,  kemudian berdentum Dan mekar merekah seperti eloknya bunga Sakura yang "mankai" Tanpa selembar daunpun.

Atau seperti asyiknya kakek nenek yang kebetulan lewat didepanku sedang mencari tempat untuk menikmati parade yang akan dimulai 30 menit lagi.  Si kakek dengan sabarnya mendorong kursi roda yang membawa si nenek menelusup di hiruk pikuknya orang2. Kursi roda itu tiba2 berhenti. Si kakekpun ikut menghentikan lajunya Dan berjongkok di depan kursi roda. Dia mengangkat bagian depan kursi  untuk memeperbaiki roda depan sebelah kanan yang selip karena memang sudah tidak layak sebagai roda pengendali. Ketika kakek hendak berdiri meluruskan tubuhnya, tiba2 si nenek menyodorkan sebotol minuman yang sudah dibukanya kepada si kakek. Dan merekapun Saling bertatap senyum.

Subhanallah..... Inikah cinta???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun