Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jodoh Ditangan Tuhan?!

22 Oktober 2015   22:19 Diperbarui: 22 Oktober 2015   22:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jodoh ditangan Tuhan"][/caption]

Ya jelas dong, masa mau di tangan penghulu.

Jika kita sepakat terlebih dahulu bahwa segala isi jagat makroskopik dan mikroskopis itu berada di dalam genggaman-Nya, Kuasa-Nya, maka kita akan sangat sependapat bahwa memang benar pernyataan “Jodoh ada ditangan Tuhan”.

Dalam catatan opini ini, saya tidak akan membicarakan terlalu dalam tentang di mana jodoh itu berada. Namun setidaknya ada dua pemikiran pribadi yang berkaitan dengan kalimat “Jodoh ditangan Tuhan”.

Poin pertama, saya memaknai kalimat “Jodoh ditangan Tuhan” bukan dalam artian sempit bahwa Tuhan-lah yang menjodoh-jodhkan atau memasang-masangkan manusia jauh sebelum kita dilahirkan.

Bukan pula dalam artian bahwa Tuhan telah menakdirkan bahwa si-A menjadi jodoh si-B, si-C menjadi jodoh si-D, jauh dilauhul mahfudz sana sebelum kita diciptakan. Ini ngawur!. (sebenarnya saya mau bilang “ini bullshit!”)

Tidak ada satupun keterangan yang saya temukan mengenai sifat Tuhan yang berperan sebagai “Mak Comblang”!

Lalu apa pemahaman saya?

“Jodoh ditangan Tuhan” saya pahami bahwa, ya Tuhan memang “menyediakan” jodoh.

Namun izinkan saya analogiklan dalam gambaran sederhana atas kalimat "Jodoh ditangan Tuhan" tersebut yaitu bahwa Tuhan menyediakan sebuah ruangan besar (baca:bumi), dimana didalamnya ada banyak sekali jiwa-jiwa yang bisa kita pilih.

Tuhan menyediakan wadah dalam genggamanNya yang berisi pilihan, namun menentukan pilihan adalah kuasa dalam wilayah muamalah manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun