Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membongkar Hakikat "Iqro'!" ("Baca!")

13 Maret 2018   21:22 Diperbarui: 13 Maret 2018   21:30 2939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafis : olah pribadi

Cuss,..

Jadi perintah "Iqro'!" itu, sebenarnya bukan cuma sekedar "membaca" seperti yang kita lakukan pada umumnya. Secara luas, perintah itu mengandung tiga hal mendasar atas apa yang harus dibaca.  Yuk, kita bongkar satu per satu.

Pahami ini lebih dahulu. Bahwa kata "Iqro'!", terdiri dari himpunan huruf Alif-Qaf-Ra'-Alif. Kalo mau diringkas juga boleh, menjadi Alif-Qaf-Ra'. Dari himpunan ketiga huruf itu, kita akan tau, sebenarnya apa aja sih yang harus kita baca seperti yang diperintahkan.

Pertama, Alif-Qaf-Ra'dalam konteks "membaca" ayat Qauliyah (Al-Quran). Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = "Allah", Qaf = "Quran", Ra' = "Rahmat".

Di sini, kata "Iqro'!" (baca!) hakikatnya adalah bahwa Allah SWT menurunkan Al-Quran untuk dibaca agar menjadi rahmat. Baca kitab, baca artinya, baca tafsirnya. Supaya paham kandungannya. Jangan cuma jadi pajangan doang. Intinya, bacalah Al Qur'an. Ini hakikat perintah "Iqro'!" yang pertama.

Kedua, Alif-Qaf-Ra'dalam konteks "membaca" ayat Kauniyah (alam semesta).  Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = "Alamin" (alam semesta), Qaf = "Qalam" (gejala alam), Ra' = "ra'a" (membaca dengan mata).

Di sini, kata "Iqro'!" (baca!) hakikatnya adalah bahwa alam semesta merupakan "Al-Qalam" (tanda-tanda) untuk dibaca dan dipahami secara visual (dibaca dengan mata). Lalu dijadikan sebagai dasar sebuah ilmu pengetahuan.

"Al-qalam" disini tidak diartikan sebagai "pena" secara harfiah. Tapi dimaknai sebagai "gejala alam". Karena hakikatnya alam merupakan kamus budaya manusia, dimana sangat banyak sekali ditemukan gejalanya sehingga manusia memiliki pengetahuan. Tentu, bagi yang mau memikirkan.

Lihat burung, dipikirin, manusia bisa bikin pesawat. Lihat kelelawar, dipikirin, manusia bisa bikin radar. Dengar suara paus, dipikirin, manusia bisa bikin sonar. Liat apel jatuh, dipikirin, Om Isaac Newton bisa bikin hukum gravitasi. Liat foto mantan yang udah punya gebetan, dipikirin, kamu bisa kejang-kejang. Iya, kan?

Semua hal di atas adalah hasil dari membaca "Al Qalam" (gejala alam), lalu dipikirkan. Maka lahirlah pengetahuan.  So,.. amatilah alam semesta, bacalah gejalanya. Lalu pikirkan. Maka pengetahuan baru dapat kita temukan. Ini hakikat perintah "Iqro'!" yang kedua, membaca alam semesta.     

Dan yang terakhir, ketiga. Alif-Qaf-Ra'dalam konteks "membaca" tanda keAgungan Tuhan yang ada dalam diri manusia. Hakikatnya dapat ditarik dari Alif = "aqlu" (pikiran), Qaf = "qalbu" (perasaan), Ra' = "ruh" (jiwa). Ini agak sedikit berat, seberat sesak di dadamu yang belum bisa move on dari bayangan mantanmu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun