[caption caption="Jodoh ditangan Tuhan"][/caption]
Ya jelas dong, masa mau di tangan penghulu.
Jika kita sepakat terlebih dahulu bahwa segala isi jagat makroskopik dan mikroskopis itu berada di dalam genggaman-Nya, Kuasa-Nya, maka kita akan sangat sependapat bahwa memang benar pernyataan “Jodoh ada ditangan Tuhan”.
Dalam catatan opini ini, saya tidak akan membicarakan terlalu dalam tentang di mana jodoh itu berada. Namun setidaknya ada dua pemikiran pribadi yang berkaitan dengan kalimat “Jodoh ditangan Tuhan”.
Poin pertama, saya memaknai kalimat “Jodoh ditangan Tuhan” bukan dalam artian sempit bahwa Tuhan-lah yang menjodoh-jodhkan atau memasang-masangkan manusia jauh sebelum kita dilahirkan.
Bukan pula dalam artian bahwa Tuhan telah menakdirkan bahwa si-A menjadi jodoh si-B, si-C menjadi jodoh si-D, jauh dilauhul mahfudz sana sebelum kita diciptakan. Ini ngawur!. (sebenarnya saya mau bilang “ini bullshit!”)
Tidak ada satupun keterangan yang saya temukan mengenai sifat Tuhan yang berperan sebagai “Mak Comblang”!
Lalu apa pemahaman saya?
“Jodoh ditangan Tuhan” saya pahami bahwa, ya Tuhan memang “menyediakan” jodoh.
Namun izinkan saya analogiklan dalam gambaran sederhana atas kalimat "Jodoh ditangan Tuhan" tersebut yaitu bahwa Tuhan menyediakan sebuah ruangan besar (baca:bumi), dimana didalamnya ada banyak sekali jiwa-jiwa yang bisa kita pilih.
Tuhan menyediakan wadah dalam genggamanNya yang berisi pilihan, namun menentukan pilihan adalah kuasa dalam wilayah muamalah manusia.