Mohon tunggu...
Jiemi Ardian
Jiemi Ardian Mohon Tunggu... Residen Psikiatri -

Psychiatric resident, medical doctor, could be your endocannabioid, hypnotherapist, psycotherapist.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bipolar

14 Januari 2016   13:31 Diperbarui: 14 Januari 2016   13:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya sekarang ga tau untuk apa saya hidup, semua rasanya percuma dok. Saya mau mati saja" keluh seorang pemudi, sebut saja Putri, di ruang praktik. Sudah beberapa minggu dia menjalani hari hari dengan tidak ada semangat, tidak lagi bisa merasa kesenangan, padahal satu bulan yang lalu dia baru terlihat sangat bahagia, supel, ringan tangan dan loyal ke teman temannya. Untuk alasan yang tidak jelas tiba tiba dia merasa sangat terpuruk. Putri memang sudah merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ada hari hari dimana dia merasa sangat senang, namun ada kalanya dia merasa sangat sedih tanpa alasan. Ada apa sebenarnya dengan Putri? Adakah masalah yang tidak diceritakan? Atau adakah hal lain?
"Bipolar", begitu diagnosis dokter ke Putri. Apa itu Bipolar? Bagaimana bisa Putri didiagnosis Bipolar? Apa bipolar bisa sembuh? Apa tanda terkena bipolar? Bagaimana mengatasinya? 

Definisi
Bipolar merupakan  sebuah kondisi berulang, sekurang-kurangnya dua episode, dimana keadaan mood seseorang dan tingkat aktivitasnya menjadi terganggu, pada waktu tertentu terjadi peningkatan mood disertai peningkatan energi dan aktivitas (dikenal dengan istilah mania), dan pada waktu lain berupa penurunan mood disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah biasanya ada fase sembuh sempurna antara episode mania dan depresi.

 

Gejala dan Tanda
Kondisi mania berbeda dengan keadaan senang dan depresi berbeda dengan kesedihan, serta bipolar berbeda dengan perubahan mood emosi biasa. Pada mania, peningkatan mood sampai menyebabkan gangguan yang berarti pada aktivitas pekerjaan dan sosial sehari hari. Dapat terjadi aktivitas berlebihan namun tidak produktif, banyak bicara, hasrat seks yang meninggi, kebutuhan tidur berkurang, terlalu optimis dan memandang diri sendiri sangat tinggi. Di lain pihak harga diri yang membumbung pada mania juga bisa berkembang mengakibatkan sensitif, mudah tersinggung, dan mudah curiga. Sering pada fase mania yang lebih ringan, seseorang malah dianggap supel, murah senyum, ringan tangan, suka berbagi, dan jarang disadari sebagai gangguan. Padahal pada tahap ini sudah perlu diwaspadai sebagai awal gangguan.

Kebalikannya mania adalah pada depresi. Pada depresi terjadi kehilangan minat untuk kesenangan pada hal hal yang sebelumnya dianggap menyenangkan, kehilangan tenaga pada keseluruhan aktivitas dan terlihat sekali pada wajah seseorang yang bisa terlihat murung atau bisa saja kosong. Depresi juga bisa disertai dengan kurangnya konsentrasi, merasa tidak berharga, perasaan bersalah atau berdosa, tidak punya pandangan terhadap masa depan, tidur terganggu, nafsu makan berkurang, dan ide untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Penyebab
Lalu penyebab bipolar ini apa si? Yang perlu dipahami bipolar tidak diakibatkan kurang beriman, kurang ibadah, kurang beragama, atau hukuman lho ya. Bipolar sebenarnya diakibatkan berbagai macam zat kimia di otak/neurotransmitter yang tidak seimbang. Gangguan neurotransmitter tidak seimbang ini menyebabkan perubahan mood yang drastis dan berlebihan. Kadang kondisi bipolar dicetuskan oleh masalah berat, namun tidak semua bipolar dicetuskan masalah. Pada beberapa kasus bisa saja terjadi bipolar tanpa adanya masalah berat tertentu.

Beberapa kondisi bipolar ada juga yang diakibatkan faktor genetik (ANK3, CAACNA1C, CLOCK genes) yang semuanya bersama dengan lingkungan dan stres tertentu mencetuskan gangguan ini. Keturunan langsung dari seseorang dengan bipolar berisiko 7 kali mengalami kondisi ini jika dibandingkan dengan populasi umum. Pada kembar identik, kemungkinan seseorang mengalami bipolar jika saudaranya terdiagnosis bipolar berkisar antara 33-90%.

Prognosis
Bipolar berada di kedua kutub ini berganti ganti, dan diantara keduanya terdapat fase normal. Pada fase sembuh ini seseorang bisa beraktivitas seperti biasa, berinteraksi sosial secara biasa walaupun gejala gejala selanjutnya mengintip di ujung pintu menunggu untuk kembali mengganggu. Gangguan bipolar ini berlangsung seumur hidup dan memerlukan obat rutin. Kenapa? Bisa dibayangkan dong kalau keseharian kita diganggu mood swing yang ekstrim, pekerjaan terbengkalai, sekolah terganggu, hubungan dengan orang tua dan teman jadi terganggu. Dan lebih buruk lagi, sekitar 30% dari penderita bipolar melakukan percobaan bunuh diri. Makanya siapapun yang mengalami bipolar perlu untuk berobat secara rutin dan menjalani konseling untuk mengontrol gejalanya dan mencegah hal hal yang tidak diinginkan.

Penanganan
Untuk pasien bipolar dibutuhkan obat untuk mengontrol gejalanya, dan mungkin obat obatan ini diminum seumur hidup. Perlu diperhatikan, minum obat secara rutin pada bipolar ga berarti kecanduan lho. Minum obat disini berfungsi untuk mencegah kekambuhan. Kalau kecanduan itu artinya kita minum obat untuk senang senang, tapi dalam hal ini kan kita minum demi kesembuhan, jadi bukan kecanduan. Jangan demi omongan orang yang tidak mengerti, kita menghentikan obat yang rutin diminum. Kalau gangguannya kumat karna obat dihentikan, siapa coba yang rugi? Nah setelah tahu fakta ini, kalau ada seseorang yang kamu tahu sedang meminum obat rutin untuk mencapai kesembuhannya, jangan malah diejek dan diomongin ya. Sebaliknya mari kita dukung supaya dia tetap semangat sampai kondisinya benar benar baik

 

Nah sekarang sudah paham kan apa itu bipolar. Mari kita bantu Putri keluar dari rasa sakitnya dengan dukungan dari keluarga, sehabat, teman dekat dan kita semuanya. Salam sadar J

Tulisan ini juga bisa didapat dan didownload secara gratis di Majalah 1000 Guru Edisi Oktober 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun