Sudah ku tulis di sebuah kartu dengan gambar ketupat yang lucu untukmu:
“Ibu, aku tahu kau capek menunggu seseorang yang kau bayangkan turun dari bus malam; aku tahu yang meleleh di pipi itu adalah kesedihan yang sejak lama menggenang. Tapi, aku tak tahu apa Ramadhan masih cukup lapang untuk menampung daftar dosaku yang panjang.”
Terbata-bata, ku ucapkan minal aidzin dalam sembahyang. Kartu lebaran tak pernah ku kirimkan.
~ Tangerang, 24 Agustus 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!