Krisis kabut asap disumatera, semakin mencapai titik yang mengkhawatirkan. Dan Sejak terjadi bulan lalu hingga sekarang usaha-usaha untuk menghentikan kabut masih belum membuahkan hasil.
Sekitar 25 pesawat sudah dikerahkan untuk.memadamkan lahan yg terbakar dalam beberapa minggu terakhir. 21 diantaranya dikerahkan untuk bom air, dan 4 sisanya digunakan untuk membuat hujan buatan. Semua petugas pemerintah dikerahkan, mulai dari polri, TNI, Pmk, LSM, hingga masyarakat itu sendiri diturunkan untuk membantu menuntaskan masalah tahunan ini. Posko-posko kesehatan didirikan secara darurat untuk.membantu masyarakat yg hari-hari dipaksa menghirup hasil pembakaran lahan. Sempat ada isu evakuasi terhadap bencana ini, namun saat ini perkembangannya masih belum pasti.
Kemarin kita dikejutkan dengan meninggalnya seorang balita berumur 8 bulan,.karena terlalu banyak menghirup asap. Sekarang ada berita muncul sekitar 40.000 saudara kita disumatera terkena infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. Jika dianalisis berdasarkan tingkat keparahan dan seringnya masyarakat sumatera menghirup asap tiap harinya, maka jumlah ini bisa bertambah lebih banyak lagi.
Mengingat jumlah populasi lansia dan anak-anak disumatera tidak sedikit.
Nah, disini saya ingin mengkritisi sekaligus mengajak saudara2 atau teman2, apa hal yang bisa kita sumbangkan atau kita bantu untuk.meringankan beban saudara kita di sumatera dan kalimatan. Saya sudah mengikuti perkembangan berita kabut asap sejak bulan lalu, awalnya presiden jokowi melimpahkan tugas ini kepada pemerintah daerah di sumatera, namun karena tidak.ada.kemajuan signifikan akhirnya pemerintah menyatakan keadaan menjadi Darurat.
Kabut asap sendiri bagi masyarakat sumatera sudah menjadi pagelaran seni tahunan yg maupun tidak.mau harus disaksikan setiap tahun dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan karena hal ini negara kita di cap.sebagai negara penyumbang asap di.negeri tetangga.
Kapan kabut akan hilang? Haruskah kita.menunggu musim hujan tiba? Apakah saat musim hujan tiba kabut akan berhenti? Sayangnya sebagai negara bencana, rupanya kita masih belum belajar banyak dari pengalaman.
Faktanya kabut akan tetap terjadi, meski Undang-Undang pembakaran hutan diberlakukan. Masyarakat lebih rela kehilangan hutan demi Minyak Sawit karena alasan ekonomi. Dan pada dasarnya kita adalah masyarakat yang reaktif. Kita hanya bertindak saat masalah sudah muncul dan parah. Bukan mencegahnya terlebih dahulu
Jadi, menurut rekan2 seperjuangan, apa tindakan yg harus kita lakukan untuk memerangi asap? Dan apa tindakan yang kita lakukan untuk masyarakat sumatera?
Maaf,.ini hanya untuk mengajak rekan2 perduli dengan keadaan di sumatera dan kalimatan.
Jangan biarkan asap tertawa lebih lama lagi.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H