Jika hal tersebut diatas disingkronkan dengan yang dicitakan oleh Gus Abdul Halim pada point 3 adalah sangat singkron ditambah point 4 yang selama ini kita agak melupakan keanekaragaman pangan lokal yang sumbernya dari pekarangan kita kurang dioptimalkan pemeliharaan pemanfaatannya.Â
Hal ini perlu kita unggah kembali agar generasi kita lebih menyukai pangan berbahan lokal non gandum dan beras. Jika di Kementrian Pertanian RI saat ini dikenal dengan KRPL(kawasan rumah pangan lestari) yang pada tahun 2021 disebut sebagai P2L ( Pekarangan Pangan Lestari ).Â
Tujuan kegiatan diatas adalah untuk mengatasi Stunting pada anak dengan meningkatkan gizi keluarga yang bisa diambil dari pekarangan Rumah kita sendiri tentunya dengan pengelolaan lahan pekarangan yang intensif.Â
Didalamnya menyangkut pengembangan kebun bibit desa, demplot pekarangan (Sayur, buah, ternak keci, perikanan darat yang dikelola secara terintegrasi oleh anggota sebagai pembelajaran bersama. Kemudian ada pemanfaatan pekarangan di rumah masing masing serta panen pasca panen dan pemasaran.
Adapun prioritas pembangunan ketahanan pangan jika dilihat dari sisi Agribisnis yaitu :
1. Provitas pertanian meningkat tentunya mutu, kwantitas sebagai bahan industri/ekspor
2. Meningkatnya volume dan peningkatan ekspor
3. Meningkatnya kesempatan kerja ditingkat Kalurahan (terutama pengembangan generasi milenial)
4. Berkembangnya berbagai kegiatan usaha berbasis agribisnis pertanian
5. Mewningkatnya partisipasi masyarakat, investor swasta dalam pengembangan agribisnis pedesaan
6. Terpeliharanya SDA, SDM pertanian berbasis agribisnis konservasi dengan tetap terjaganya lingkungan.