Mohon tunggu...
Iwan Hermawan
Iwan Hermawan Mohon Tunggu... -

Gak pernah makan sekolahan tinggi jadinye suka banyak tanya karena bego dan suka ngomong seadenye karena bodo. Ane juga bukan Penulis kalo mo disebut penCurhat boleh aje, jadi mohon dimaaf kalo "tulisan"nye kaye orang ngobrol di warung kopi, so maklumin aje ye yang jelas ane Humoris dan doyan banget dengerin musik, itu aje deh ... !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Let's Rock the Redenominations!

6 Agustus 2010   17:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..... Rasanya masyarakat sudah memahami apa yang dimaksud dengan redenominasi. Secara nilai memang tidak ada yang dirugikan bila sistem redenominasi diterapkan. Pencurhat bukannya su'uzhon, tapi apa maksud sebenarnya dari wacana tersebut selain efisiensi dalam hal penghitungan ? Tentunya hanya orang yang sangat banyak duitlah yang paling mafhum akan hal itu. Karena melulu efisiensi penghitungan tersebut hanya berkaitan dengan urusan uang. Uang, lagi-lagi uang, teh Nicky Astria mengingatkan dalam senandungnya bahwa uang bisa bikin mabuk kepayang. Lupa sahabat, lupa kerabat, lupa saudara, mungkin juga lupa ingatan ..... ! Tapi Alhamdulillah ingatan pencurhat masih belum lupa, bila beberapa waktu yang lalu pernah ditaksir total harta kekayaan seorang mantan pegawai dinas pajak mencapai lebih dari Rp. 100.000.000.000,-- (12 digit) dan jauh sebelumnya juga dalam perkara "bancakan" sebuah Bank yang sebenarnya tidak begitu dikenal masyarakat. Total duit yang direcah-recah mencapai lebih dari Rp. 6.700.000.000.000,-- (13 digit) ! Dilain peristiwa sering diberitakan bahwa hanya gara-gara duit rebuan perak orang-orang pada baku hantam, baku bunuh. Bahkan hanya karena 3 biji kakao seharga dua rebu perak, seorang mBah sepuh harus tertatih-tatih dan mengeluarkan ongkos pula untuk mondar-mandir menghadiri sidang pengadilan Semua ilustrasi tersebut memang berita basi. Tapi bila dikaitkan dengan wacana redenominasi, rasanya hal tersebut menjadi up to date. Sangat mengingatkan kita bahwa jurang kesenjangan secara sosial ekonomi terasa sangat dan begitu sangat dalam sekali. Jangan-jangan karena belum mampu menurunkan angka kemiskinan, mereka mau ambil jalan pintas memangkas deretan angka nol dengan maksud mendangkalkan jurang kesenjangan ? Entahlah, yang pasti bagi orang yang gak punya duit seperti pencurhat sih, mau redenominasi ke', mau sanering ke' atawa mau devaluasi ke' ...... Sabodo Teuing lah ! Let's Rock the Redenominations, mending bergoyang dengerin lagunya teh Nicky Astria "UANG" ........ Taaaaaaaaarik Maaaaaang ....... ! ..... ,,,,

Tak pandang dimana saja, diseluruh dunia ini. uuuh Tak habis orang bicara, tak henti orang berdiskusi. uuuh

Tiada bukan, tiada lain mereka mencari cara tepat untuk mendapatkan Oooh ... uang ... ouoh. .. lagi-lagi uang

Memang uang bisa bikin, orang senang bukan kepalang uuuh Namun uang bisa juga bikin orang mabuk kepayang, uuuh. Lupa sahabat, lupa kerabat, lupa saudara, mungkin juga Lupa ingatan Ouoh...uang...ouh...lagi-lagi uang Ouoh...uang...ouh...lagi-lagi uang

Uang bisa bikin orang, senang tiada kepalang Uang bikin mabuk kepayang Uang ...... ! ! !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun