Lanjut part II
Saya disuruh masuk ruangan kamari 308, oleh si bapak petugas house keeping, pada waktu itu kami bertiga, saya sendiri, temen saya, lalu sibapak itu.
Sebelum masuk kami, kami dikasih arahan terlebih dahulu, saya pribadi agak sedikit horor juga, karena yang saya tahu, nyai roro kidul itukan yang di film-film gitu.
Tadinya saya sama teman saya, mau mundur ngebatalin untuk masuk, tapi rasa penasaran mencoba saya lebih terobsesi lagi untuk bisa masuk kamar 308.
Kami bertiga masih ada diposisi gudang, tempat menyimpan peralatan house keeping, sibapak bilang "kalau sudah siap, ayo kita masuk aja" kata sibapak sambil menatap kami berdua.
Bapak itu menjelaskan juga kalau didalam kamar itu bakal dikasih jatah hanya 15 menit saja, dan akhirnya kami bertiga mulai berjalan menuju kamar 308 itu.
Pada waktu itu jam menunjukan 15.30 WIB, pintu kamar mulai dibuka oleh bapak staff house keeping, rasa takut campur merinding mulai memicu adrenalin, saya mulai memasuki kamar 308 itu.
Mata saya mulai menatap lebar melihat suasana yang ada dikamar itu, seperti seseorang yang masuk kesebuah wilayah asing. Dikamar itu ada lukisan berukuran besar nyai roro kidul.
Sebuah kamar yang sangat menakjubkan, tempat itu seperti sebuah kamar layaknya sang ratu disebuah istana kerajaan yang begitu megah, harum bunga dan suasana yang begitu dingin hingga menusuk kulit.
Ada mahkota yang biasa dipakai oleh sang ratu serta koleksian lainnya, hingga poto keluarga Presiden pertama menghiasi kamar itu.
Pantas saja, bagi sebagian orang tempat itu dijadikan sebagai salah satu tempat yang syakral untuk berdo'a. Bisa jadi karena suasannya yang begitu mendukung.