Tahun pelajaran 2018/2019 ini anak saya naik ke kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Dari segi usia masih paling muda di banding teman satu kelasnya, 6,5 tahun. Ketika masuk kelas 1 setahun yang lalu si kecil sudah mengenal huruf, tapi belum lancar membaca, tapi sekarang sudah lancar. Huruf hijaiyah pun juga begitu, sekarang sudah bisa membaca huruf hijaiyah sambung.
Ada program di sekolah ini yang tidak di temui di sekolah lain. Setiap hari siswa harus membuat catatan harian di buku diary yang sudah di sediakan sekolah. Ini dilakukan sebelum siswa melakukan doa mau pulang.
Di awal-awal sekolah, karena seluruh siswa belum ada yang lancar baca tulis. Kegiatan menulis diary benar-benar di bimbing oleh guru kelas. Itupun masih beberapa kata sederhana. Misalnya: hari ini aku bermain dengan temanku, hari ini aku senang, tadi temanku ada yang menangis.
Kebiasaan menulis di sekolah ternyata juga berlanjut di rumah. Dengan inisiatif sendiri si kecil minta di belikan buku. Dengan gaya tulisan khas anak kecil dia menulis apapun yang dilihat dan di lakukan pada hari itu. Suatu hari saya pernah menjanjikan jika hari minggu akan berkunjung ke rumah teman satu kelasnya. Saya sudah lupa kalau pernah menjanjikan berkunjung. Dia menyodorkan tulisan yang isinya janji saya untuk berkunjung ke rumah temannya.
Tahun ini sekolah libur panjang satu bulan lebih. Di sekolah si kecil mendapat tugas untuk menulis cerita dengan tema Liburanku. Jadi kegiatan selama liburan harus di tulis, kemudian jika masuk sekolah tulisan itu di kumpulkan. Seminggu ini si kecil sudah membuat konsep, tulisan apa yang akan di tulis. Dia tidak mau menulis di kertas, mintanya di laptop, agar beda dengan teman-temannya. Saya tidak melarang.
Dia tidak mau ayah dan ibunya tahu apa yang di tulis di laptop. Saya sebagai orangtua kaget, ketika dalam suatu kesempatan membaca tulisannya di laptop. Untuk seumurannya sudah sangat lumayan. Meskipun perlu pembenahan, tapi sudah terlihat daya imajinasinya bermain dalam tulisannya.
Kebiasaan menulis sejak dini, secara tidak langsung juga melatihnya untuk suka membaca. Beberapa bacaan kesukaan anak saya adalah cerita nabi-nabi, dongeng dan Koran yang seringkali saya bawa ke rumah.
Saya mengamati anak yang suka menulis mempunyai wawasan lebih daripada anak yang tidak di latih untuk menulis. Anak saya yang menginjak kelas 2 ketika bermain dengan anak kelas 4, seringkali saya beri tebakan tentang wawasan pengetahuan, ternyata lebih atraktif untuk menjawab pertanyaan.
Kebiasaan menulis bagi anak-anak juga bermanfaat untuk melatih konsentrasi dan kesabaran. Anak saya tipe anak aktif, ketika menulis kesan aktif seperti hilang. Dia akan konsentrasi menulis. Manfaat lain dengan menulis anak akan belajar memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan. Memang seringkali untuk anak-anak, ketika menulis kebingungan untuk membuat endingnya. Dengan terbiasa menyelesaikan tulisan, anak akan terbiasa juga menyelesaikan permasalahan yang timbul setiap harinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H