Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jika Usaha Kecil Lesu, Kreativitas Harus Ditingkatkan

2 Mei 2018   11:05 Diperbarui: 3 Mei 2018   16:02 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Sekarang ekonomi apa lagi lesu?

Siapapun yang di tanya tentang ini pasti sepakat jika ekonomi memang lagi lesu. Saya tidak akan membahas tentang ekonomi makro, tapi saya akan berbicara tentang ekonomi mikro. Ekonomi kerakyatan, ekonomi sehari-hari, ekonomi para pedagang kaki lima.

Saya tinggal di Pakis, Malang timur. Pakis salah satu kecamatan yang paling bergairah ekonominya. Disini ada beberapa pemicu yang menjadi alas an pakis bergairah. 

Di antaranya, pertama disni ada Bandara Abdurahman Saleh, bandara ini menjadi titik tujuan orang yang akan bepergian ke Malang Raya dan di luar Malang. Sehingga Pakis salah satu kecamatan yang di lirik investor untuk menanamkan modalnya. 

Kedua, Pakis berbatasan langsung dengan Kota Malang. Ekonomi kota Malang yang dinamis secara langsung berimbas pada kota di sekitarnya. Ketiga, Pakis merupakan salah satu jalur untuk menuju ke Gunung Bromo, sebelum melewati Kecamatan Tumpang. Keempat, Pakis salah satu jalur menuju kawasan Agropolitan Kecamatan Poncokusumo yang terkenal dengan perkebunan apel dan pemandangannya yang indah. Kelima, Pakis merupakan kecamatan yang menjadi jalur tol Malang-Pandaan (Tol MAPAN).

Sepanjang jalan dari Kota Malang sampai pada Poncokusumo akan di temui berjejer pedagang kaki lima. Kebanyakn pedagang di sector kuliner. Perdagangan kuliner di Malang pada umumnya mempunyai keunggulan yang tidak di miliki daerah lain. 

Di Malang kuliner harus unggul pada rasa dengan harga yang terjangkau. Dan yang harus mutlak melekat adalah, tampilan penjualan harus bersih. Jika harga, rasa dan tampilan tidak dapat, konsumen akan berpindah ke penjuala lain.

Penulis mempunyai relasi seorang produsen keripik di Malang, dalam sehari 1 pick up singkong di olah menjadi keripik beraneka macam rasa. Produk keripik singkongnya tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tapi tidak ada yang beredar di Malang. Dia beralasan, di Malang bersaingan usaha sangat keras, lebih baik ekspansi di luar kota saja. Istilahnya, strategi Desa mengepung kota... hehehe..

Kembali ke bahasan usaha mikro, pedagang gorengan, pedagang bakso, pedagang angsle, ronde, lalapan, mainan, es campur, cilok dan lainnya saat ini mengeluh mengalami penurunan penjualan. 

Jika sebelumnya jam 21.00 beberapa pedagang sudah hampir habis dagangannya, saat ini jam segitu barang dagangannya masih menggunung. Pak solik, pedagang angsle di depan Pasar Tumpang mengatakan, " iya usaha memang lagi menurun, entah apa penyebabnya, tapi hampir rata". Pak andik, seorang pedagang kebab dengan 7 outlet di Malang Timur juga mengatakan hal serupa. 

Menurut penulis ada beberapa hal kenapa konsumen menahan uangnya untuk belanja. Pertama, saat ini di beberapa sekolah sudah waktunya membayar biaya sekolah. Sehingga konsumen lebih memilih berhemat dari pada membeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun