"Penduduk bumi menjadi 9,8 miliar orang!"
Tahukah Anda jika PBB memprediksi bahwa jumlah penduduk bumi akan meningkat menjadi 9,8 miliar di tahun 2050? Seperti dilansir oleh BBC Indonesia, penduduk bumi yang awalnya masih di angka 7 miliar akan berkembang pesat angka pertumbuhannya pada 35 tahun mendatang.
Apa artinya? Jelas bahwa ketika populasi meningkat maka kebutuhan pun akan meningkat. Tidak terkecuali dengan kebutuhan pangan. Hari ini, boleh jadi, pertanian kita masih  bertumpu pada pedesaan. Kenapa? Karena di sanalah lahan terhampar luas, banyak air yang tersedia, dan media tanam yang mudah didapatkan.
Seiring berjalannya waktu, pedesaan tidak bisa memikul beban sendiri dalam mengelola ketahanan pangan nasional. Wacana Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tidak akan terwujud jikalau pertanian masih berada di sektor pedesaan. Wilayah perkotaan pun harus memberikan andil yang mumpuni dalam menggerakan roda pertanian nasional.
Kenapa harus perkotaan? Pasti ada sebabnya. FAO memperkirakan bahwa 75% penduduk di negara-negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika latin akan tinggal di Kawasan perkotaan di tahun 2020. Â Senada dengan FAO, data dari Litbang Ketransmigrasian Republik Indonesia menunjukkan angka urbanisasi yang bermula pada tahun 1980 melonjak naik dari 22,3% menjadi 42% di tahun 2000.Â
Badan Pusat Statistik pun memberikan proyeksi urbanisasi di Indonesia dengan menyebutkan bahwa sekitar 160% pada tahun 2025. Bahkan sampai sekarang ini, jumlah penduduk di perkotaan sudah mencapai 45% dari total penduduk Indonesia. Bahkan diprediksikan akan terus meningkat sampai pada tahun 2025 yang akan menyentuh angka 70%.
Problematika pun bermunculan. Laju penduduk di perkotaan menimbulkan masalah yang akan dihadapi. Persoalan ekonomi merupakan elemen utama dalam masalah penduduk perkotaan.Â
Bagaimana mendapatkan rumah layak huni ketika penduduk semakin berjejalan di kota?
Bagaimana memenuhi ketersediaan pangan penduduk?
Bagaimana mengatasi ketersediaan air bersih?