Cermin tak berbohong, bilang terus terang,
"Berhenti berpura-pura, kamu terlalu membangkang."
Tak usah malu, anggap dunia sebagai pentas,
Sedikit nakal, konyol yang penting waras.
Aaaargh... Persetaaan!
Bagaimana bisa aku jatuh cinta,
Ia sahabatku, ia hanya teman biasa.
Lelucon macam apa ini?
Jantungku berdesir menjadi-jadi,
Saat engkau datang menghampiri.
Aku terjebak dalam perasaan liar,
Aku sudah tidak bisa lagi menahan,
Senyumanmu membunuhku,
Memaksa jiwaku terus merindu.
Aku terperangkap dalam skenario keji,
Menyeretku antara nyata dan mimpi,
Saat mata ini memandang,
Satu detik menjadi drama panjang,
Kau yang dulu hanya teman ceria,
Kini jadi pusat sinema
.
Aku jatuh cinta padamu, tanpa ampun,
Sudahi, atau kau akan menyesal nanti,
Karena pelukku abadi,
Erat dan tak akan kulepas lagi.
Kisah ini tak akan kubiarkan berhenti,
Bersamamu, cinta ini abadi.
(Erry, 18/09/2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H