Ketika rakyat berteriak, Â
langit pun muram mendengung pilu, Â
seolah hujan enggan turun Â
menatap wajah-wajah lelah yang mengguratkan penderitaan.
Ketika rakyat berteriak, Â
gemuruh suara mereka menggema di palung hati bangsa, Â
menerobos sekat-sekat kekuasaan yang kaku, Â
menggetarkan tiang-tiang egoisme yang jumawa.
Dengarlah, dengarlah seruan itu, Â
seruan yang lahir dari perut bumi yang lapar, Â
dari tangan-tangan kasar yang letih, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!