Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme Menyaksikan Zionisme

25 Juli 2024   07:56 Diperbarui: 25 Juli 2024   07:58 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaenisme, ideologi yang dicetuskan oleh Bung Karno, sangat erat kaitannya dengan perjuangan kaum marhaen, yakni kaum petani, buruh, dan kaum tertindas lainnya. Ideologi ini menekankan pada keadilan sosial, pemerataan kesejahteraan, dan perjuangan melawan penindasan. Dalam konteks global, bagaimana marhaenisme menyaksikan dan merespons zionisme, gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina?

Zionisme, yang dimulai pada akhir abad ke-19, telah menjadi topik kontroversial dalam politik internasional. Dari sudut pandang marhaenisme, yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan ketika menilai zionisme.

Pertama, perjuangan untuk kemerdekaan dan identitas nasional. Baik marhaenisme maupun zionisme memiliki kesamaan dalam hal memperjuangkan kemerdekaan dan identitas nasional. Bung Karno, sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, berjuang melawan penjajahan untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu kolonialisme. Demikian pula, zionisme lahir dari keinginan bangsa Yahudi untuk memiliki tanah air mereka sendiri setelah mengalami penindasan dan diaspora selama berabad-abad.

Namun, perbedaan utama terletak pada cara dan konsekuensi dari perjuangan tersebut. Marhaenisme selalu menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, tanpa memandang latar belakang etnis atau agama. Di sisi lain, implementasi zionisme di Palestina telah mengakibatkan konflik yang berkepanjangan antara bangsa Yahudi dan bangsa Palestina, yang juga memiliki hak atas tanah yang sama.

Kedua, konsep keadilan sosial. Marhaenisme sangat mementingkan keadilan sosial bagi semua orang. Bung Karno berulang kali menekankan bahwa kemerdekaan tidak ada artinya tanpa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks zionisme, kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Israel sering kali dinilai tidak adil oleh komunitas internasional, terutama terhadap rakyat Palestina. Pemukiman ilegal di Tepi Barat, blokade Gaza, dan berbagai tindakan militer telah menimbulkan penderitaan bagi banyak orang Palestina, yang dianggap bertentangan dengan prinsip keadilan sosial yang dijunjung tinggi oleh marhaenisme.

Ketiga, hak asasi manusia. Marhaenisme dan zionisme memiliki pandangan yang berbeda mengenai hak asasi manusia. Marhaenisme, dengan nilai-nilai kemanusiaannya, selalu berjuang untuk hak asasi manusia yang setara bagi semua. Bung Karno percaya bahwa setiap manusia berhak atas hidup yang layak, pendidikan, dan kesehatan. Di sisi lain, kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Israel sering kali dikritik karena dianggap melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina. Hal ini menciptakan ketegangan dan konflik yang terus berlangsung hingga saat ini.

Keempat, pendekatan terhadap konflik dan perdamaian. Marhaenisme selalu mendorong penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi. Bung Karno percaya bahwa dialog dan kerjasama internasional adalah kunci untuk mencapai perdamaian dunia. Dalam konteks konflik Israel-Palestina, pendekatan marhaenis akan mendorong penyelesaian melalui perundingan damai dan penghormatan terhadap hak-hak kedua belah pihak. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa upaya perdamaian sering kali terhambat oleh tindakan-tindakan militer dan kebijakan yang dianggap tidak adil oleh pihak Palestina.

Kelima, solidaritas dengan kaum tertindas. Marhaenisme selalu berdiri di pihak kaum tertindas dan melawan segala bentuk penindasan. Dalam konteks global, ini berarti solidaritas dengan rakyat Palestina yang mengalami penindasan dan ketidakadilan. Bung Karno sendiri pernah menunjukkan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam berbagai forum internasional. Solidaritas ini sejalan dengan nilai-nilai marhaenisme yang menolak segala bentuk kolonialisme dan imperialisme.

Dengan demikian, marhaenisme menyaksikan zionisme dengan mata kritis, menilai aspek-aspek yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan sosial, kemanusiaan, dan hak asasi manusia. Marhaenisme mendukung perjuangan kemerdekaan dan identitas nasional, namun dengan cara yang menjunjung tinggi keadilan dan hak-hak semua pihak. Dalam konteks konflik Israel-Palestina, marhaenisme akan mendorong penyelesaian damai yang adil dan menghormati hak-hak kedua belah pihak, serta menolak segala bentuk penindasan dan ketidakadilan.

Sebagai sebuah ideologi yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, marhaenisme selalu berpihak pada mereka yang tertindas dan berjuang untuk keadilan bagi semua. Dalam menyaksikan zionisme, marhaenisme akan selalu menilai tindakan dan kebijakan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan sosial dan hak asasi manusia, serta mendorong perdamaian dan penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun