Di sudut kota yang terlupakan,
Di antara jalan sempit berliku,
Di sana berdiri rumah-rumah reyot,
Berlapis debu, berbalut kenangan suram.
Pintu kumuh itu tak pernah tertutup rapat,
Mengintipkan secercah cahaya remang,
Mengantar mimpi yang kerap terjaga,
Di balik dinginnya malam tanpa pelukan.
Di kamar sempit, di ranjang usang,
Seorang anak kecil menggenggam asa,
Mimpinya melintasi batas kenyataan,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!