Islam juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan dapat merusak alam dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan BBM harus sejalan dengan prinsip menjaga lingkungan hidup.
#### Perspektif Marhaenisme
Marhaenisme, yang berakar pada pemikiran Bung Karno, juga menawarkan prinsip-prinsip yang relevan dalam pengelolaan BBM. Ideologi ini menekankan pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat kecil, yang dalam konteks Indonesia sering kali disebut kaum Marhaen. Berikut beberapa prinsip Marhaenisme dalam pengelolaan BBM:
1. **Kedaulatan Ekonomi**
  Marhaenisme menekankan pentingnya kedaulatan ekonomi nasional. Pengelolaan BBM harus berada di bawah kontrol negara dan rakyat, bukan korporasi asing atau segelintir elite. Nasionalisasi sumber daya alam dan industri strategis, termasuk BBM, merupakan langkah penting untuk memastikan kedaulatan ini.
2. **Keadilan Sosial**
  Prinsip keadilan sosial dalam Marhaenisme menuntut agar hasil dari pengelolaan BBM dinikmati oleh seluruh rakyat, bukan hanya segelintir orang. Pengelolaan BBM harus mendukung pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat kecil.
3. **Partisipasi Rakyat**
  Marhaenisme menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam pengelolaan sumber daya alam. Dalam konteks BBM, ini berarti keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pengawasan atas pengelolaan sumber daya tersebut. Demokratisasi pengelolaan BBM memastikan bahwa kepentingan rakyat diutamakan.
4. **Pembangunan Berkelanjutan**
  Bung Karno dalam berbagai pidatonya sering menekankan pembangunan yang berkelanjutan dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang. Pengelolaan BBM harus memperhatikan aspek keberlanjutan, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi, untuk memastikan keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang.