Pengelolaan sumber daya alam, termasuk bahan bakar minyak (BBM), merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, pengelolaan BBM seringkali menjadi isu sentral dalam perdebatan publik dan kebijakan pemerintah. Melihat dari dua perspektif, Islam dan Marhaenisme, kita dapat menemukan prinsip-prinsip pengelolaan yang mendukung keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.
#### Perspektif Islam
Dalam Islam, pengelolaan sumber daya alam diatur dengan prinsip-prinsip yang sangat jelas, yang berakar pada ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Berikut beberapa prinsip utama dalam pengelolaan BBM menurut Islam:
1. **Kepemilikan Bersama**
  Dalam Islam, sumber daya alam termasuk BBM dianggap sebagai milik bersama umat. Prinsip ini ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, "Kaum Muslimin berserikat (berhak sama) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api." Dalam konteks modern, api dapat diinterpretasikan sebagai energi, termasuk BBM.
2. **Keadilan Distribusi**
  Islam menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang adil. Ketimpangan distribusi BBM bisa menyebabkan ketidakadilan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan BBM harus memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat mendapat manfaat yang adil dari sumber daya tersebut. Zakat, infak, dan sedekah adalah instrumen yang diajarkan Islam untuk mencapai keadilan distribusi ini.
3. **Pemanfaatan yang Efisien dan Berkelanjutan**
  Islam mengajarkan pemanfaatan sumber daya dengan bijak dan tidak boros. Al-Qur'an (QS. Al-A'raf: 31) menyebutkan, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." Pengelolaan BBM harus memperhatikan aspek efisiensi dan keberlanjutan, menghindari pemborosan, dan memastikan keberlanjutan sumber daya untuk generasi mendatang.
4. **Perlindungan Lingkungan**