#### Pendahuluan
Pemilu 1999 di Indonesia merupakan peristiwa penting dalam sejarah politik bangsa. Ini adalah pemilu pertama setelah jatuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, dan menjadi tonggak peralihan menuju demokrasi yang lebih terbuka. Salah satu partai politik yang berkompetisi dalam pemilu ini adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI), yang saat itu dipimpin oleh Budi Hardjono. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis potensi kemenangan PDI di bawah kepemimpinan Budi Hardjono pada Pemilu 1999, dengan mempertimbangkan faktor-faktor politik, sosial, dan ekonomi yang ada pada saat itu. Sebagai Informasi 2 PDI mendapatkan Nomor Urut Berbeda Pada Pemilu 1999: PDI Bernomor Urut 32, PDI-Perjuangan Bernomor Urut 11.
#### Latar Belakang
**1. Konteks Sejarah PDI**
Partai Demokrasi Indonesia merupakan hasil fusi dari beberapa partai nasionalis dan demokratik pada tahun 1973, sebagai bagian dari kebijakan fusi partai oleh pemerintah Orde Baru. PDI mengalami berbagai dinamika internal dan eksternal sepanjang keberadaannya, terutama terkait dengan konflik internal dan tekanan dari pemerintah sebelum pemilu 1999, yang akhirnya menjelang Pemilu 1999 PDI terbelah menjadi PDI Budi Hardjono Yang Diakui Pemerintah Dan PDI-PERJUANGAN yang "Berseberangan" Dengan PemerintahÂ
**2. Peran Budi Hardjono**
Budi Hardjono adalah seorang politisi berpengalaman yang memimpin PDI pada saat pemilu 1999. Di bawah kepemimpinannya, PDI berusaha memperbaiki citra partai dan mengonsolidasikan dukungan dari basis massa tradisionalnya, terutama di kalangan nasionalis dan kaum Marhaen. Mengingat pengalaman beliau menjadi Ketua GmnI Jakarta Raya Awal Rezim ORDE Baru
#### Analisis Potensi Kemenangan
**1. Situasi Politik Pascareformasi**