Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senja di Tepi Cikapundung

29 Juni 2024   20:14 Diperbarui: 29 Juni 2024   20:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.detik.com/jabar/berita/d-7357874/asa-bandung-kembali-bersahabat-dengan-sungai-cikapundung

"Senja di Tepi Cikapundung"

Di tepi Sungai Cikapundung, senja merangkak perlahan, melukis langit dengan warna jingga dan ungu. Pepohonan di sepanjang tepi sungai membingkai panorama yang menenangkan, seolah menjaga rahasia aliran air yang tenang. Suara gemericik air seakan berbisik, mengiringi langkah para pejalan kaki yang menikmati momen magis ini.

Langit mulai meredup, burung-burung kembali ke sarangnya, terbang melintasi siluet kota yang samar-samar. Di kejauhan, gunung tampak berdiri kokoh, berwarna biru keabuan, menjadi saksi bisu dari pergantian waktu. Sementara itu, lampu-lampu kota mulai menyala, menciptakan suasana hangat di tengah kesejukan senja.

Seorang pemuda duduk di bangku tepi sungai, merenungi hari yang telah berlalu. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, membawa aroma segar dari dedaunan basah. Di kejauhan, anak-anak berlarian, tertawa riang, menyusuri tepi sungai yang berkelok.

Di saat-saat seperti ini, semua kekhawatiran dan beban terasa pudar. Senja di Cikapundung mengajarkan bahwa ada keindahan dalam setiap perpisahan, dalam setiap akhir hari yang mengantarkan malam. Di tepian ini, kenangan terukir, menjadi saksi bisu dari kisah-kisah yang terjalin, mengalir bersama aliran sungai yang tiada henti.

Senja ini bukan sekadar perpaduan warna di langit, tetapi juga momen perenungan, mengingatkan kita akan siklus kehidupan yang tak pernah berhenti, menyimpan harapan untuk hari esok yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun