## Mewaspadai Bahaya Komunisme dalam Sudut Pandang Islam dan Marhaenisme
Komunisme adalah sebuah ideologi politik dan ekonomi yang mengusung gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi dan penghapusan kelas sosial. Meskipun secara teori bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara, dalam praktiknya, komunisme seringkali menimbulkan berbagai permasalahan serius, termasuk pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan politik. Dalam konteks Indonesia, penting untuk melihat bahaya komunisme dari sudut pandang Islam dan Marhaenisme, dua landasan ideologis yang berakar kuat dalam sejarah dan budaya bangsa.
### Pandangan Islam terhadap Komunisme
Dalam Islam, konsep kepemilikan dan keadilan sosial diatur dengan jelas melalui prinsip-prinsip syariah. Islam mengakui hak individu atas kepemilikan pribadi, namun juga menekankan pentingnya kesejahteraan sosial dan distribusi kekayaan yang adil. Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, merupakan contoh konkret dari upaya Islam untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dengan cara yang humanis dan berkeadilan.
Komunisme, dengan penolakannya terhadap kepemilikan pribadi dan agama, bertentangan secara fundamental dengan ajaran Islam. Komunisme menganggap agama sebagai "candu masyarakat" yang digunakan untuk menindas kelas pekerja. Hal ini jelas bertolak belakang dengan Islam yang menganggap agama sebagai sumber moral dan spiritual yang membimbing kehidupan manusia menuju kesejahteraan dunia dan akhirat.
Selain itu, sejarah mencatat bagaimana rezim komunis di berbagai negara seringkali melakukan penindasan terhadap umat beragama, termasuk umat Islam. Kebebasan beragama dibatasi, tempat ibadah dihancurkan, dan praktek keagamaan dilarang. Hal ini semakin mengukuhkan pandangan bahwa komunisme bukanlah ideologi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
### Pandangan Marhaenisme terhadap Komunisme
Marhaenisme adalah ideologi yang dipopulerkan oleh Soekarno, pendiri Republik Indonesia. Ideologi ini berakar pada semangat kebangsaan dan keberpihakan kepada rakyat kecil, atau marhaen. Marhaenisme menekankan pentingnya kemandirian bangsa dan perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme. Dalam konteks ini, Marhaenisme juga berupaya menciptakan keadilan sosial dengan cara yang berbeda dari komunisme.
Marhaenisme mengakui keberadaan kepemilikan pribadi namun menolak eksploitasi oleh kaum kapitalis. Berbeda dengan komunisme yang menginginkan penghapusan total kepemilikan pribadi, Marhaenisme lebih menekankan pada pengelolaan kekayaan nasional yang adil dan merata. Tujuannya adalah untuk menghindari monopoli dan oligarki yang bisa merugikan rakyat kecil.
Dalam pandangan Marhaenisme, komunisme juga dipandang sebagai ancaman karena cenderung otoriter dan anti-demokrasi. Soekarno, meskipun bersahabat dengan beberapa negara komunis pada masa itu, tetap mengedepankan Pancasila sebagai dasar negara yang mengakomodasi pluralisme dan demokrasi. Hal ini berbeda dengan negara-negara komunis yang seringkali menindas oposisi dan memberangus kebebasan politik.