Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya membangun ekonomi yang mandiri dan berdaulat. Salah satu momen penting dalam sejarah ekonomi Indonesia adalah Deklarasi Ekonomi (Dekon) yang disampaikan oleh Presiden Soekarno pada 1963. Deklarasi ini menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang berdasarkan pada kekuatan sendiri dan semangat gotong royong. Dalam kolom opini ini, saya berargumen bahwa Indonesia dapat memulihkan dan memperbesar ekonominya jika menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Dekon Bung Karno.
### Mengapa Deklarasi Ekonomi Bung Karno Penting?
Deklarasi Ekonomi 1963, atau Dekon, adalah manifesto yang dirancang untuk menjawab tantangan ekonomi Indonesia pada saat itu, yang meliputi ketergantungan pada bantuan luar negeri, ketidakstabilan ekonomi, dan ketimpangan sosial. Dekon berfokus pada beberapa prinsip utama, antara lain:
1. **Ekonomi Berdikari**: Kemandirian ekonomi menjadi pilar utama, mengurangi ketergantungan pada bantuan dan investasi asing.
2. **Ekonomi Gotong Royong**: Mengedepankan prinsip kerja sama dan solidaritas sosial dalam pembangunan ekonomi.
3. **Pengendalian Negara terhadap Sumber Daya**: Mengutamakan penguasaan negara atas sumber daya alam untuk kepentingan rakyat banyak.
### Relevansi Deklarasi Ekonomi dalam Konteks Saat Ini
Saat ini, Indonesia kembali menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks, termasuk dampak dari pandemi COVID-19, ketergantungan pada investasi asing, dan ketimpangan ekonomi yang meningkat. Prinsip-prinsip Deklarasi Ekonomi Bung Karno menawarkan solusi yang relevan untuk mengatasi masalah-masalah ini.
### 1. Membangun Ekonomi Berdikari
Ketergantungan pada investasi dan bantuan luar negeri dapat melemahkan kedaulatan ekonomi Indonesia. Dalam situasi global yang tidak menentu, kemandirian ekonomi menjadi semakin penting. Dekon menekankan produksi dalam negeri dan pengembangan industri nasional. Penerapan prinsip ini dapat meliputi: