3. Aksi Revolusioner : Aksi revolusioner, baik dalam bentuk demonstrasi jalanan, mogok kerja massal, atau pemberontakan, merupakan ekspresi dari keinginan untuk perubahan radikal menuju masyarakat sosialis. Aksi semacam itu tidak hanya menunjukkan ketidakpuasan, tetapi juga memperkuat tekanan terhadap kapitalisme dan memperluas ruang politik untuk transformasi sosial.
Ketika kesadaran kelas dan kritik kapitalisme dipadukan dengan organisasi sosialis yang efektif dan aksi revolusioner yang massif, mereka dapat membentuk dasar yang kuat untuk revolusi sosialis yang berhasil. Hal ini dapat mengarah pada penggulingan sistem kapitalis dan pembangunan masyarakat yang didasarkan pada prinsip kesetaraan, keadilan, dan kepemilikan kolektif atas sumber daya.
Indonesia Pernah Melakukan Eksperimen Segitiga Revolusi Ini Pada 22 Agustus 1945, beberapa hari setelah Proklamasi.
PNI Sebagai Partai Pelopor nya, BKR Sebagai Tentara Rakyat nya, Dan Komite Nasional Indonesia sebagai Lembaga Legislatif sekaligus Front Persatuan Nasional yang berisi 122 orang Anggota dari berbagai elemen. Hanya saya Ide Segitiga Revolusi ini ditentang oleh beberapa tokoh bangsa, karena menganggap Ide ini sebagai wujud "otoritarian". Padahal hakekatnya Revolusi tidak akan bis berjalan dengan masuknya sebuah sistem "Sosial-Demokrat".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H