Bandung, 11 November 2024 - Dalam upaya meningkatkan daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pasar ekspor, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat (Diskuk Jabar) mengadakan program pendampingan khusus selama tiga hari di Bandung. Pelatihan bertajuk “Branding dan Public Speaking bagi Pelaku UMKM Potensial Ekspor” ini dihadiri oleh puluhan pelaku UMKM yang berpotensi merambah pasar internasional. Antusiasme yang luar biasa tampak jelas dari semangat para peserta yang datang dengan pakaian seragam serba putih, melambangkan komitmen mereka untuk terus berkembang dan belajar.
Pada hari pertama, peserta diajak untuk mendalami pentingnya public speaking sebagai alat yang efektif dalam memperkenalkan produk mereka ke pasar global. Materi public speaking ini menarik perhatian peserta karena banyak dari mereka baru menyadari betapa pentingnya keterampilan komunikasi yang baik untuk menghadapi buyer internasional. Narasumber utama, dr. Meriza Hendri atau yang lebih akrab disapa Pak Mer, adalah pakar branding dan public speaking yang telah berpengalaman mendampingi pelaku UMKM di berbagai daerah. Pak Mer menjelaskan, “Public speaking bukan sekadar berbicara di depan umum, tetapi tentang membangun Reputasi Brand dimata buyer atau stake holder.”
Pak Mer menekankan pentingnya membangun reputasi brand, yang dirangkumnya dalam tiga elemen utama: *personal branding*, *corporate branding*, dan *produk branding*. “Branding tidak hanya berhenti pada produk saja, tapi harus dimulai dari diri sendiri sebagai pelaku bisnis, kemudian membawa kepercayaan tersebut ke dalam merek dan produk yang kita tawarkan,” ujarnya. Ketiga aspek ini dianggap fundamental bagi UMKM yang ingin memperluas jangkauan mereka ke pasar internasional. Menurutnya, personal branding yang kuat mencerminkan kepribadian dan nilai unik pelaku UMKM, corporate branding menunjukkan identitas bisnis, dan produk branding mempertegas kualitas serta daya tarik produk yang ditawarkan.
Selanjutnya, Pak Mer menjelaskan bahwa UMKM yang ingin sukses di pasar ekspor perlu menguasai seni marketing dan negosiasi, yang menjadi bagian penting dari proses branding. Dalam sesi ini, ia memperkenalkan konsep klasik *Ethos*, *Pathos*, dan *Logos* dalam public speaking. *Ethos* menggambarkan kredibilitas, *Pathos* menyentuh aspek emosional untuk membangun koneksi, sementara *Logos* mewakili logika atau alasan yang mendukung pesan yang disampaikan.
Antusiasme peserta terlihat dari sesi tanya jawab yang interaktif. Salah satu peserta, Didi Kusnadi, pemilik brand Mawar Fashion asal Cirebon, dengan penuh minat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan *Logos*, Pak Mer?” Pertanyaan ini dijawab oleh Pak Mer dengan penjelasan yang menarik, “*Logos* adalah sisi rasional dari pesan yang kita sampaikan. Misalnya, dalam menawarkan produk, kita tidak hanya memikat secara emosional, tetapi harus menjelaskan alasan logis mengapa produk ini lebih baik, misalnya dengan keunggulan kualitas atau harga yang kompetitif.” Penjelasan ini membuka wawasan peserta akan pentingnya menyampaikan argumen yang logis dan masuk akal saat mempresentasikan produk di pasar ekspor.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan kemampuan public speaking dan branding. Para peserta akan terus berlatih untuk membangun kepercayaan diri dalam mempromosikan produk-produk mereka, sekaligus menambah daya tarik bagi calon buyer di pasar global. Dengan dukungan pelatihan ini, UMKM Jawa Barat diharapkan dapat lebih siap dan kompeten dalam menghadapi persaingan internasional, membawa produk lokal meraih tempat di hati konsumen global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H