Kegaduhan politik yang saat ini terjadi memunculkan satu pertanyaan besar, sudah matikah agama dan dasar negara kita hingga pejabat dan politisinya sedemikian rupa kelakuannya?
Geram, kesal dan masa bodoh, itulah reaksi masyarakat atas suguhan tingkah polah para pejabat dan politisi yang hanya peduli pada kepentingan dirinya dan golonganya. Sementara kita tidak bisa berbuat banyak manakala kebijakan-kebijakan yang diambil kian memperburuk kondisi ekonomi bangsa saat ini dan mungkin nanti ketika anak cucu kita hidup.
Sedih melihat betapa petuah-petuah agama sudah tidak laku lagi untuk dijadikan solusi dalam menyelesaikan masalah. Menyedihkan juga manakala Eka Prasetia Pancakarsa Pancasila bukan lagi menjadi butir-butir pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena kini hanyalah menjadi butir-butir debu yang terbang entah kemana.
Kegamangan sikap pemerintah saat ini muncul karena hanya didasarkan pada kepentingan golongan bukan berdasarkan filosofi agama dan dasar negara. Kalau semua keputusan hanya didasarkan kepada kebijakan yang berpusat pada satu kekuatan partai lalu apakah bedanya dengan rezim komunis Tiongkok? Atau jangan-jangan negeri ini sudah pindah haluan dan berkiblat pada mereka …
Hmm.. ketika Orba bicara laten yang membahayakan kedaulatan negara, inikah yang dinamakan bahaya laten itu? Kita baru sadar bahwa sejak dari zaman kolonial penjajahan, zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga era reformasi ternyata bahaya laten yang menjadi musuh kita sesungguhnya ternyata sekumpulan begundal-begundal pejabat dan politisi yang haus kekuasaan dan kekayaan. Dan itu ada di lingkar kekuasaan paling rendah di daerah hingga istana kepresidenan.
Hiruk pikuk telah membuat kita acuh dan melupakan bahwa seharusnya agama dan filosofi negaralah yang menjadi acuan dalam mencari solusi permasalahan bangsa. Nyatanya bagi pejabat dan politisi, agama dan Pancasila sudah mati. Bagi mereka lobi politik dan hukum rimbalah yang saat ini berkuasa.
Smi, 050215
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H