Orang Sunda tidak bisa bilang F?, Pitnah!!! heheh itu hanya “lucu-lucuan” alias lelucon saja Sobat! Karena saya yakin orang Sunda pasti bisa bilang huruf F. Permasalahannya banyak sekali penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia yang berasal dari perasaan dan kebiasaan masyarakat Jawa Barat. Contohnya seperti kata Fitnah diatas. Hal inilah yang sering penulis temui dikehidupan ini. Memang banyak sekali kosakata yang akhirnya timbul di masyarakat Sunda, yang bagi sesama orang sunda pasti akan mengerti. Namun bagi pendatang yang baru mendengarkannya pasti akan tertawa saja… Tapi bukan itu sebenarnya inti tulisan Kangdede kali ini, Kangdede asli orang Sunda. Dan Kangdede tidak ingin kesalahan berbahasa Indonesia selalu dikonotasikan dilakukan oleh orang Sunda. Akan tetapi banyak kesalahan berbahasa Indonesia dilakukan oleh orang Indonesia pada umumnya. Kesalahan dimaksud bisa berbentuk pengucapan yang kurang tepat, penyusunan kata dalam kalimat yang kurang tepat atau bahkan pembuatan kosakata baru yang diada-adakan.. (waduh bener enggak ya penyusunan kalimat ini? hihihih jadi takut salah nulis nih..) Bahkan yang lebih parah adalah ketika Bahasa Indonesia sudah dicampur adukan dengan bahasa daerah. Contohnya Suster “Ngesot”. Apakah kata ngesot ada dalam kamus Bahasa Indonesia? Yap, kata ngesot tidak ada dalam KBBI karena kata tersebut diambil dari bahasa daerah. Apakah hal tersebut salah? Kangdede ga berani mengatakan hal tersebut salah atau tidak, selama semua orang akan mengerti kenapa tidak? Kita ambil contoh yang lagi trend saat ini ketika seorang Vicky diwawancara sebuah stasiun televisi.. Hingga lagi trend kata-kata vikinisasi. Dengan tidak bermaksud mendiskreditkan Siapapun, kita ambil pelajaran dari video tersebut. Buat yang belum nonton videonya, silahkan Sobat kunjungi artikel ini di blog Kangdede. Serius lho Sobat, tidak hanya kontroversi hati atau sekedar konspirasi kemakmuran, juga bukan merupakan harmonisisasi yang justru mempertakut dan mempersuram perbahasaan kita.. heheheh… Serius ah!! Maksudnya, Kangdede juga sering menemukan kosakata yang apabila dirasakan sepertinya baik-baik saja, namun ternyata hal tersebut salah (dalam arti tidak ada dalam kosakata Bahasa Indonesia). Misalnya suatu ketika Kangdede sedang membahas sebuah draf perjanjian bersama beberapa atasan dan rekan kerja di kantor. Dalam perjanjian tersebut ada kalimat : “Terbentuknya Sinergitas.. bla..bla..bla”. Kami semua mengerti bahwa Sinergitas itu maksudnya tidak lepas dari kata dasarnya Sinergi. Tapi coba deh sobat cari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Apakah ada kata Sinergitas tersebut? Yang Kangdede temukan hanya ada kata Sinergi, Sinergis dan Sinergisme, dimana kata dasar Sinergi dapat pula digunakan dengan tambahan kata ber-sinergi dan meng-nyi-nergi-kan. Jadi Sobat… ayo kita akui kalau sebenarnya kita masih memiliki banyak kekurangan dalam berbahasa. Dan sebagai salah satu solusi untuk meminimalkan kesalahan maksud dan penulisan kosakata Bahasa Indonesia, terutama buat Sobat yang sering membuat tulisan formal (blog kangdede dikecualikan ya..) ada panduan untuk mencari arti suatu kata sehingga kita bisa merangkainya menjadi kalimat yang baik dan benar sesuai EYD. Panduan tersebut adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online dan offline. Versi Online, sobat bisa langsung mengunjungi alamat http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Sedangkan untuk versi offline, Sobat pengguna PC bisa mendownload program KBBI Offline di sini : http://code.google.com/p/kbbi-offline/downloads/list Sedangkan Sobat pengguna Android, banyak program yang dapat dipilih dengan berbagai kelebihan dari segi tampilan dan fitur. Salah satunya Sobat bisa mencoba KBBI dari Yufid Inc. https://play.google.com/store/apps/details?id=org.yufid.kbbi Harapannya dengan melengkapi diri dengan aplikasi tersebut kita bisa meminimalkan kesalahan berbahasa baik secara lisan maupun tertulis…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H