Sekarang, posting blog telah menjadi bagian dari pekerjaan saya. Dan sambil kerja, facebook dibiarkan terbuka. Setiap kali datang pemberitauan, pada tab atas muncul angka. Semakin pemberitahuannya bertambah, nominal angkanya pun bertambah. Tak tahu kenapa, setiap melihatnya, penasaran susah ditahan. Mouse cepat pindah, klik tab facebook, dan buka pemberitahuan.
Saya pikir, itu bagian dari kecerdasan facebook. Mereka perlihatkan dengan jelas setiap pemberitahuan yang datang, sehingga seseorang, akan terus dibuat penasaran, untuk membuka dan membuka facebook, membuka pemberitahuannya, susah pergi jauh, selalu ingin membuka dan membuka terus.
Dari tadi, bahkan dari dulu, saya terus memikirkan, pelajaran apa yang bisa kita dapat dari fenomena ini?
Ini fenomena unik, kemudian masalah ini saya share ke facebook. Respon teman sangat beragam.
Antara lain Sifa Aliefah. Dia katakan, mengapa semakin banyak pemberitahuan, semakin penasaran? Ibaratnya uang, semakin besar nominalnya, semakin asyik. Ada-ada saja. Dasar ibu rumah tangga. Mikirnya duit melulu.
Yang lain mengatakan, karena yang muncul di notifikasi itu pemberitahuan tentang tindakan orang lain yang berhubungan dengan apa yang telah kita lakukan sebelumnya, sebab notif itu takkan datang jika sebelumnya tidak membuat status, memberikan komentar, atau membuat akun facebook. Itu jawaban cerdas. Ilmiah. Menarik. Datang dari member Komunitas Bisa Menulis bernama Arief Saefudin. Dan menariknya, pendapat yang dia berikan tak sebatas itu. Selanjutnya dia pun menulis, "Kita akan selalu penasaran dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan diri kita sendiri, atau tentang orang lain yang ingin kita ketahui lebih lanjut. Sama halnya hadphone kita bunyi, kita akan penasaran untuk mengangkat dan membukanya, beda halnya ketika yang berbunyi itu handphone orang lain, kita takkan meresponnya. Jadi manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri."
Beneran, saya suka jawabannya. Ini jadi bisa menjadi pelajaran penting, tentang apa yang selayaknya kita pake buat materi nulis dan ngobrol dengan orang. Yaitu, apa yang harus kita tulis buat bacaan orang, tentu saja yang disukai orang, dan tulisan yang menarik bagi orang, adalah tulisan yang relevan dengan mereka, kebutuhan mereka, kesehatan mereka, kehidupan mereka. Demikian juga perbincangan kita akan menarik bagi orang, saat konteksnya berhubungan dengan mereka.
Sebagian besar orang kurang menyadari fakta ini. Akibatnya seperti saya, seringkali membicarakan diri. Mending kalau saya punya hal yang pantas dibanggakan. Ini mah tidak. Akibatnya orang jenuh. Bagaimana tak jenuh. Sudah mah tak punya apa-apa, pake berbangga-bangga. Orang kaya sombong memang jelek. Tapi orang miskin sombong, itu lebih jelek.
Jawaban lucu datang dari Kimimaki, "Kita paling tak tahan menanggung tumpukan," Hahaha. Seketika singat tumpukan kotoran perut, kalau sudah menumpuk, susah menahan. Begitu juga kandung kemih, jika sangat menumpuk, pada bagian ini bisa bahaya. Beban hutang yang menumpuk juga susah ditahan, demikian juga sampah di rumah. Leuwi Gajah adalah bukti nyata ketika sampah susah ever numpuk. Sampah itu longsor, menimbun kampung. Merenggut nyawa.
Selain jawaban itu, datang pula jawaban mengingatkan. Penuh kekhawatiran. Menurut mereka, tertariknya kita terus kembali dan kembali buka facebook ini bahaya. Bisa jadi ini tanda kita sudah tertipu, lalai, menjauhkan dari kehidupan social nyata. Sebagian komentator sampai ada yang membagikan video, bagus sekali pesannya, dan saya share ke kronologi. Sebagian lagi, seperti Bu Atee Soleha, mempertanyakan, mungkinkah facebook ini satu fenomena dajjal, yang dikabarkan akan melakukan tipuan?
* * *