Mohon tunggu...
Kang Hens
Kang Hens Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja media

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneropong Buku '1 Tahun Jadi Miliarder'

18 Agustus 2016   13:21 Diperbarui: 18 Agustus 2016   13:35 3275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah massifnya gaung entrepreneurship yang kini hadir di Tanah Air, kehadiran dari buku-buku kewirausahaan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan dan dinantikan. Meskipun sebetulnya buku-buku panduan berbisnis sudah sangat banyak bertebaran di berbagai toko buku yang ada. Namun hadirnya buku yang satu ini, ‘1 Tahun Jadi Miliarder’ terbitan PT Elex Media Komputindo (kelompok Kompas Gramedia), yang baru dirilis 17 Agustus 2016, ini cukup menarik perhatian. Tak sekadar konsep, buku ini pun dituturkan langsung oleh seorang miliarder, Juli Irmayanto.

Salah satu daya pikat buku ini adalah, buku ini mampu menuntun para pembaca untuk bisa menjadi miliarder dalam waktu singkat (1 tahun, sesuai dengan tema besar yang diusung –red). Bukan sekadar omong kosong, karenanya banyak kesaksian yang termaktub didalamnya, berkisah tentang keberhasilannya menjadi miliarder dalam periode yang relatif sama. Dikemas dalam bahasa yang mudah dicerna, buku ini layak menjadi salah satu referensi yang harus dimiliki oleh Anda yang bermimpi menjadi orang kaya. Ya, Anda yang ingin menjadi orang kaya!

Buku setebal 150 halaman ini dimulai dengan Bab Pertama yang mengurai kehidupan masa lalu  sang penulis yang merupakan tokoh utama dalam buku. Peci Juli, begitu nama Bab 1 ini, menegaskan jika kesuksesan itu tidak bisa didapatkan secara instan. Pun demikian dengan penulisnya sendiri, ia terlahir dari keluarga tentara miskin di Magelang. Saking miskinnya keluarga itu, di usianya yang masih belia, Juli rela memasang badan untuk membantu ibunda berjualan es. Tak hanya itu, seabrek pekerjaan lain pun dilakoninya; menjadi guru les hingga sopir angkot.    

Praktis, seperti tak ada masa depan baginya di masa lalu. Di tubir nasib yang penuh sengkarut itu, beruntung mimpinya masih menyala. Mimpi itulah yang kemudian mengantarnya menjadi seorang dosen di Yogyakarta yang juga berakhir pahit. Dirinya dipaksa ‘mundur’ dari kampus dan kemudian hijrah ke Jakarta pada 1996. Nah, di Jakarta kariernya pun dimulai sebagai dosen dengan gaji Rp300 ribu yang juga tak membuat nasibnya segera berubah. Ia tetap dalam kesengsaraan, penderitaan, dan balutan kemiskinan.  

Lalu, bagaimana ia kemudian bisa menjadi seorang miliarder? Ceritanya cukup panjang. Tapi yang jelas, titik baliknya terjadi ketika dirinya mulai beranjak dari comfort zone sebagai dosen dan bergerak menjadi seorang entrepereneur di bidang perjalanan haji dan umroh pada 2010 silam.  Bisnis inilah yang kemudian menggiringnya dan mengubah cerita hidupnya hingga 180 derajat. Bukan ngarang, setahun menjalankan bisnis, Juli pun mendadak jadi miliarder.

Di bagian kedua dari uraian buku ini, menjelaskan banyak testimoni dari para mitra, kolega, keluarga, rekan, dan lainnya, yang menjadi saksi sejarah dari perjuangan dan pergulatan hidupnya. Umumnya mereka bersepakat jika tokoh dalam buku tersebut merupakan sosok yang pantas menjadi panutan, dan suramnya masa lalu bukanlah penentu masa depan. Juli pun demikian, berkali-kali dia menegaskan, jika nasib itu diubah oleh diri kita sendiri (QS 13: 11).  

Nah, di bab-bab berikutnya, disinilah Anda akan benar-benar dituntun untuk menjadi pengusaha andal di bidang haji dan umroh. Salah satu hal yang paling mendasar untuk menjaring kekayaan adalah menyiapkan wadah berupa Hati yang mulia, Pikiran yang positif, dan Sikap terbaik. Jika Anda ingin kaya raya, maka mulailah berpola sikap kaya; tanamkan bahwa siapapun bisa kaya, kendalikan keuangan, pertahankan kekayaan dengan mempelajari bagaimana asset bekerja untuk Anda, dan berbagi kekayaan dengan bijak.  Akhirnya, selamat membaca buku ini dan semoga Anda pun terinspirasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun