Hari-hari ini adalah hari-hari politik
Beberapa manusia tiba-tiba menjadi begitu munafik
Apakah mereka sudah tak punya hati yang baik?
Anehnya mereka adalah tergolong orang-orang mulanya tegolong asik..
Duit, jabatan dan gengsi  yang mereka tuju
Padahal keseluruhan itu, siapapun tahu,  kadang tak bermutu
Apakah mereka sudah tak punya ikon yang dirujuk?
Anehnya mereka adalah tergolong orang-orang yang ber-ilmu..
Apapun yang mereka kerjakan untuk mencapai ambisinya
Halal, haram, munafik dan culas adalah balutan aksinya
Apakah mereka sudah tak punya rasa malu, berdosa dan hati nurani?
Anehnya mereka adalah tergolong orang-orang  yang tadinya santri...
Kapan negeri ini menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur?
Menjadi pertanyaan,apakah DIA akan mengabulkanNYA dengan isi yang khufur?
Anehnya, mereka dalam munafiknya bicara sangat rapi
Padahal, sunguh, mereka jauh panggang dari api...
Sungguh, kadang muak melihat tingka laku mereka
Bila bicara, yang ada adalah dusta
Namun, jika mereka berbuat nyata
Tujuannya hanyalah  satu, menampilkan citra semata..
Mereka tak peduli akan menjadi hina secara makna
Yang penting di dunia mereka jaya
Pengadilan akhirat itu urusan nanti
Kan ada pintu tobat sebelum mati..
Sudahlah, tak usah nonton televisi ataupun membaca berita
Tutup saja kuping dan mata, kita jalani hidup yang ada
Semoga DIA memberi makna
Untuk sisa hidup yang masih tersisa..
Salam merdeka!
Jakarta, 28 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H