Mohon tunggu...
Kang Barza -
Kang Barza - Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yg nggak boleh ketinggalan berita dan gak bisa jauh dari internet

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Jengah di Tengah Anak-anak Sedang Bermain

14 Juli 2014   16:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya koq agak jengah sekarang ini ya... Udah ngeluarin uang yang sangat banyak, triliunan, tapi hasilnya seperti lelucon....?? Bayangin, dua-duanya bilang saya yang berhasil, saya juaranya. Emang ini ajang balap karung atau lagi main lenong?

Yang satu bilang lembaga itu bisa direkayasa, lha lembaga yang diduga rekayasa itu, kalau menurut banyak kalangan, ada difihaknya. Yang satunya lagi bilang lembaga difihaknya kredibel tapi menurut sebagian kalangan, orang-orang dibelakangnya lembaga itu katanya konsultannya. Lieur....

Satu fihak mengkritik saat hasil QC dirilis di tipi, fihak yang dinyatakan menang langsung berangkulan kemudian membuat statement kemenangan, dikritik katanya itu terlalu pagi mengumumkan kemenangan, lha fihaknya sendiri ber-ulang2 meng-claim menang....

Belum lagi saat sebelum bertanding, satu fihak bilang fihak sebelah deket dengan komunis, lha dia sendiri bergambar bawa bunga di kuburan embahnya komunis.

Lagi, pertanyaan yang terus menerus dari satu fihak tentang keterlibatan sebelah dengan tragedi semanggi dinilai black campaign, lha obor rakyat dibela yang jelas fitnah...

Dulu dia bilang negara ini jangan diserahkan kepada orang yang hanya populer saja, bisa hancur negara ini, lha sekarang dia jadi pendampingnya. Kubu sebelah sami mawon,  salah satu petinggi anggota koalisinya bilang jagoan yang sekarang dibelanya itu dulunya dibilang jangan dipilih karena tangannya penuh darah, lha sekarang dibela mati-matian...

Belum lagi dalam rangka tanding ini banyak memunculkan tokoh-tokoh yang katanya pakar, professor, pendidikan tinggi, terhormat dan "jeneng"  tapi jadi nampak bodoh dan tolol kalau melihat omongannya. Ada yang karena sakit hati atau mungkin pingin dilirik atau pingin numpang beken, macam-macam lah...Jadi seperti tergadai harga dirinya. Itulah sebabnya  saya jengah sekali lihat lenong mahal ini, sangat mahal. Lebih tepatnya mahhhhhhhhal sekali, sementara hasilnya seperti anak-anak main-main rebutan mainan....

Jadi uang trilunan duit rakyat hanya ini hasilnya? Ini bener hasilnya......???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun