Sedangkan orang yang keempat adalah mereka yang merasa bahwa harta yang ada padanya adalah mutlak miliknya 100%. Karena dia merasa dirinya lah yang mati-matian berusaha tanpa dia sadari di dalam hartanya itu ada hak orang lain yang harus di tunaikan dalam bentuk zakat, infaq, dan shodaqoh.Â
Tidak sebatas harta, berbuat baik dan bentuk kepedulian sosial lainnya juga bisa saja diekspresikan dalam bentuk tenaga pikiran ataupun hal lain yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Terakhir adalah mereka yang lupa bahwa setiap hari dia memproduksi kesalahan, membuat dosa yang setiap detik terus bertambah. Padahal agama mengajarkan perbanyaklah mohon ampun dengan istighfar. Sementara dia lalai. Jangankan bisa bangun malam untuk memohon ampun dan bermunajat kepada Allah, yang ada malah terlena dengan hal-hal yang melalaikan.
Begitulah potret narsis yang digambarkan oleh orang-orang yang katanya alumni dari madrasah Ramadhan. Semoga kita termasuk alumni-alumni Ramadhan yang terbaik dalam pandangan Allah dan terbaik di mata manusia. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H