Mohon tunggu...
Robani
Robani Mohon Tunggu... PNS -

Guru pada MTsN 12 Kuningan Kec. Hantara, Kuningan Marketing Eksekutif PayTren pada PT. Veritra Sentosa International, Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Menyulap Smartphone untuk Mencetak Penulis Produktif?

5 Juni 2018   16:45 Diperbarui: 5 Juni 2018   16:45 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka belum sampai ke mengubah settingan. Tak masalah, yang penting pengenalan dulu saja.  Jadi ketika kita memiliki banyak ide, multi masalah dan berbagai peristiwa menghampiri kita, maka menuliskannya dapat mengurangi beban masalah. Apa yang kita lihat, dengar dan kita rasakan jika kita tuliskan, otomatis akan menjadi obat bagi kita. Kegalauan akan sedikit demi sedikit menghilang. Menulis merupakan terapi itu berdasarkan penelitian.

Bahkan ketika saya kuliah sering ke perpustakaan dan membaca sebuah buku karya orang asing yang isinya ada orang yang lumpuh/stroke di terapi hanya dengan menulis. Dia setiap hari menuliskan apa yang dirasakannya, menulis penyemangat hidup ingin bagaimana dan sebagainya. 

Ternyata lama-kelamaan hilang penyakitnya.  Begitu dahsyatnya terapi menulis. Apalagi lagi kalau kita bercermin atau belajar kepada pendahulu-pendahulu kita, para ulama, para imam mazhab dan para sahabat Nabi.

Bagaimana mungkin umat islam  bisa membaca Al-Quran seperti sekarang ,kalau tidak ada upaya menuliskan nya dari para sahabat. Bagaimana mungkin kita bisa mempelajari Hadist kalau tidak ada upaya untuk membukukannya. 

Dan bagaimana mungkin kita bisa melaksanakan shalat sebagaimana yang diajarkan oleh para ulama seperti imam syafi'i kalau mereka tidak menuliskan karya dalam bidang fikih, hadits, aqidah dan berbagai bidang lainnya. Bahkan pada bidang-bidang umum pun, seperti kedokteran dan sebagainya awal mulanya itu sumbernya dari umat islam. Tidak percaya silakan cek AlQonun fittibbi karya Ibnu Sina. Dan karya tulis beliau bermanfaat besar untuk kemajuan zaman ini.  

Jadi, kalau kita ingin belajar pada sejarah, maka menulislah dan kalau kita ingin membuat sejarah maka menulislah. Dengan menulis, apalagi tulisannya bermanfaat maka nanti para penerus kita akan mengenang kita, membaca buku kita, walaupun kita sudah meninggal dunia. 

Contohnya tadi para ulama. Mereka sudah ratusan tahun meninggal dunia tapi kita bisa menikmati karyanya. Kalaupun kita tidak bisa bahasa Arab, tetap masih bisa menikmati terjemahannya.  Sekian, semoga bermanfaat. Amin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun