Mohon tunggu...
Badruz Zaman
Badruz Zaman Mohon Tunggu... Human Resources - Penghobi olah huruf A s.d. Z

Pengharap Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perencanaan Penyelenggaraan Pemilu 2024 Buruk dan Memprihatinkan

16 Maret 2022   11:11 Diperbarui: 16 Maret 2022   11:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilu 2019 adalah pemilu yang sangat mahal. Bukan dari sisi biaya penyelenggaraannya. Namun dari sisi banyaknya korban penyelenggara yang meninggal dunia dalam tugas. Bukan puluhan, tapi ratusan. Berapa tepatnya? Silahkan cek sendiri di sumber berita website KPU dan Bawaslu atau sumber berita internet lainnya. Lebih dari 800. Berita lainnya lebih dari 900 jiwa.

Pemilu 2024 sudah ditentukan hari dan tanggalnya oleh KPU yaitu tanggal 14 Februari 2024. Sedangkan hari dan tanggal Pilkada Serentak 2024 belum di tentukan atau diputuskan. Hari dan tanggal Pemilu 2024 diputuskan melalui Keputusan KPU RI No 22 tahun 2022 tertanggal 31 Januari 2022.

Sebelumnya, kita sering disuguhi tontonan live pembahasan di Komisi II DPR RI bersama Pemerintah (Kemendagri) , KPU-Bawaslu-DKPP. Pembahasan diseputar waktu kapan Pemilu dan Pilkada 2024, anggaran dan simulasi jadwal tahapan. Alot dengan ditandai seringnya rapat di Komisi II, nggak rampung-rampung. Bahkan sampai hari ini belum terbit Peraturan KPU tentang program, jadwal dan tahapan. PKPU ini berdampak pada keputusan besaran anggaran yang diperlukan untuk Pemilu 2024. Wewenang KPU, tapi soal anggaran harus dibahwas dengan DPR dan Pemerintah.

Sekarang tanggal 16 Maret 2022. Belum ada tanda-tanda negara/pemerintah/DPR membahas rencana perbaikan serius penyelenggaraan Pemilu 2024 dari hasil evaluasi Pemilu 2019. Total korban penyelenggara meninggal di KPU dan Bawaslu secara nasional 800 lebih, berita lainnya 900 lebih. Silahkan search di internet dari media terpercaya atau laman KPU-Bawaslu RI berapa tepatnya angka penyelenggara Pemilu meninggal dunia. Berbagai sumber berbeda-beda penyebutan angka tepatnya, termasuk Kementerian Kesehatan juga beda angkanya. Yang jelas, sangat banyak dan fantastis sangat memprihatinkan. Satu nyawa saja tak bisa dihargai dengan uang berapapun jumlahnya. Lah ini sampai segitu banyaknya korban Pemilu atas nama demokrasi.

Ada yang lebih penting dari poitik, yaitu persoalan kemanusiaan. Mungkin politik beda dengan demokrasi dan Pemilu karena mendasar pada konstitusi UUD 1945 dan UU lainnya. Mungkin saja dianggap bagian dari resiko pelaksanaan 'konstitusi'. Dah itu saja. Kedepan tinggal diperbaiki sebagai langkah pencegahan. Wow sesepele itukah soal 'nyawa' manusia?

KPU-Bawaslu hanya Penyelenggara teknis Pemilu, ya semacam panitianya. Pemilik hajat Pemilu kan rakyat melalui pemerintah dan DPR. Bahasa kerennya 'Pemilu adalah kedaulatan rakyat'. Plus partai politik sebagai peserta, juga bagian dari rakyat. Dua institusi ini seharusnya melakukan evaluasi besar terhadap korban nyawa Pemilu 2019. Jangan sampai terulang di Pemilu 2024.

Penyederhanaan surat suara sudah disimulasikan KPU beberapa kali. Diharapkan mengurangi kerumitan dan beban penyelenggara. Baru ini upaya KPU yang terlihat menonjol. Adakah jaminan pada pelaksanaanya besok beban penyelenggara di tingkat bawah berkurang drastis? Okelah, mungkin akan ada sederet upaya KPU lainnya untuk menyederhanakan tahapan lainnya yang belum terpublish ke publik. Mungkin juga akan ada persyaratan ketat lainnya untuk penyelenggara adhoc seputar syarat kesehatan, umur dan mekanisme lainnya seperti menggandeng kementerian kesehatan.

Seharusnya, pemerintah, DPR, partai politik disibukkan dengan rencana Penyelenggaraan Pemilu 2024 yang manusiawi. Dan harus jelas konsep perencanaannya agar tidak jatuh korban nyawa seperti 2019. Tapi kalau itu dianggap sebagai resiko pelaksanaan konsitusi UU melalui Pemilu, maka ya selesailah pembahasan. Korban nyawa Pemilu 2019 tak perlu dicegah. Pencegahan ala kadar dan patutnya. Jika Pemilu 2024 memakan banyak korban nyawa lagi seperti 2019, tinggal dikubur, doakan mereka mati syahid. Rasanya hanya seperti itu, mengalir seperti air mengalir karena harus tetap mengalir, kalau tidak mengalir malah banjir (problem konstitusional).

Saya hanya berharap,  pemerintah bersama DPR merencanakan dengan matang agar 2024 tidak banyak korban nyawa. Sampaikan kepada peneyelenggara Pemilu konsep-konsepnya. Partai Politik parlemen juga ikut bertanggung jawab atas ini. Karena disibukkan dengan pembahasan anggaran, dsb. Tapi tidak membahas dengan matang Pemilu 2024 yang manusiawi, jaminan tidak memakan korban meninggal dunia. Itu bisa dikatakan Pemilu yang manusiawi. Memanusiakan manusia, atau mementingkan keselamatan nyawa manusianya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun