Mohon tunggu...
Kang Arul
Kang Arul Mohon Tunggu... Penulis - www.dosengalau.com

www.dosengalau.com | sering disebut sebagai dosen galau membuatnya sering galau melihat kehidupan. Lulusan S3 Kajian Media dan Budaya dari UGM Jogjakarta ini menjadi konsultan media digital yang telah menulis lebih dari 100 buku dan memublikasikan ratusan artikel secara nasional dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yuk, Ikutan Seminar "Jurnalisme Islam"

19 September 2012   02:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:15 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CALL FOR PAPERS SEMINAR NASIONAL JURNALISME ISLAM 2012 "“MENCARI AKAR ISLAM DALAM TRADISI JURNALISME DI INDONESIA” Gedung NICT (National Information and Comunication Technology) Kampus II UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Jalan Kertamukti, Pisangan-Ciputat, Tangerang Selatan, Banten Pendahuluan Diskursus tentang Jurnalisme Islam telah menjadi perdebatan yang cukup panjang. Ini terjadi karena pelabelan kata “Islam” setelah kata “Jurnalisme” melahirkan dua pendapat. Satu pendapat mengatakan bahwa jurnalisme bersifat universal dan karena itu dalam praktiknya jurnalisme – misalnya dalam hal menerapkan kode etik jurnalistik -- sebenarnya telah memuat nilai-nilai keislaman. Pendapat ini kemudian disanggah ole ide lain yang menegaskan bahwa Islam tidak bisa dipandang sebagai nilai universal dan abstrak semata dan karena itu diperlukan penegasan yang membedakan antara Jurnalisme Islam dengan jurnalisme lain yang berkembang saat ini. Munculnya wacana, atau lebih tepatnya perdebatan, tentang ada atau tidak adanya Jurnalisme Islam sesungguhnya berakar dari histori panjang tentang eksistensi Islam di Nusantara. Islam, yang awalnya adalah sebuah ajaran tentang nilai-nilai kebaikan yang disebarkan secara kultural oleh para wali, pada perkembangannya kemudian    menjelma dalam berbagai entitas, mulai dari gerakan budaya dalam bentuk organisasi-organisasi massa, partai politik, beragam aktivitas pendidikan, dan lain sebagainya. Para tokoh, penggagas, dan penggiat beragam entitas itu tentu saja menggunakan media massa untuk mendistribusikan pikiran-pikiran mereka. Melalui media massa itulah Islam menyebar ke seluruh pelosok Nusantara dalam banyak bentuk, mulai dalam bentuk aturan atau kredo agama sampai  dalam format nilai-nilai yang tumbuh di seluruh sektor kehidupan. Bertumbuhannya banyak media massa di Indonesia, termasuk media massa yang bernafaskan Islam, tentu tidak terlepas dari sejarah perkembangan demokrasi di negeri ini. Pada pertengahan 1999, tak lebih dari setahun setelah negeri ini melakukan reformasi politik, jumlah Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) baru yang dikeluarkan oleh Departemen Penerangan mencapai 852 SIUPP dan 22 SIUPP di antaranya berupa media keagamaan tadi. Data ini menunjukkan secara statistik bahwa media keagamaan atau media Islam mendapatkan tempat di antara catatan sejarah jurnaslime di Indonesia. Jauh sebelum kebebasan pers di Indonesia mencapai puncaknya, bersamaan dengan reformasi politik di tanah air ini dua Peraturan Menteri Penerangan (Permenpen) tertanggal 5 Juni 1998 dicabut. Sebagai gantinya, diberlakukan Per/Mempen/1998 Tentang Ketentuan-ketentuan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Permenpen baru inilah yang mendorong lahirnya banyak SIUPP baru di Indonesia. Jika Islam tidak hanya dilihat dari perspektif nilai-nilai dan ajaran, tapi juga dilihat dari sisi sosiologis dalam hal ini adalah penganutnya, diskursus Jurnalisme Islam menjadi lebih relevan lagi dibahas. Umat Islam di negeri ini adalah mayoritas. Ini tentu merupakan potensi tersendiri dalam kontens Jurnalisme Islam, paling tidak mereka adalah sasaran dari produk Jurnalisme Islam itu. Kemunculan program-program keislaman, mulai dari ceramah keagamaan, beragam sinetron dengan nuansa atau latar belakang budaya Islam, talkshow, sampai format tayangan lain yang intinya memunculkan Islam sebagai produk utama merupakan contoh bagaimana khalayak umat Islam telah memainkan peran penting dalam industri media massa di tanah air. Tema Pilihan 1.    Mendefinisikan Jurnalisme Islam 2.    Budaya, Media, dan Islam 3.    Islam dan Etika Jurnalistik 4.    Sejarah dan Tantangan Media Islam 5.    Khalayak Islam dan Media Abstrak terdiri dari judul, nama penulis, institusi penulis, alamat email, isi abstrak, kata kunci, dan profil penulis.  Panjang abstrak yang dikirim antara 200 sampai 450 kata sementara kata kunci memuat 3 hingga 5 kata. Panitia hanya menerima abstrak melalui e-mail yang dialamatkan ke: seminarjurnalisme@gmail.com dan cc ke kangarul@gmail.com Tanggal Penting 1.    Penyerahan Abstrak        :    15 Agustus – 1 Oktober 2012 2.    Seleksi Abstrak            :    3 – 5 Oktober 2012 3.    Pengumuman Abstrak        :    6 Oktober 2012 4.    Penyerahan Makalah Lengkap    :    15 Oktober 2012 5.    Registrasi dan Pembayaran    :    1-20 Oktober 2012 6.    Kegiatan Konferensi        :    23-24 Oktober 2012 Investasi Pemakalah 1. Umum / Mahasiswa S3 Rp150.000 2. Luar Negeri Rp250.000 Peserta 1. Umum Rp100.000 2. Mahasiswa S1/S2 Rp50.000 Info lebih lanjut: FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH -JAKARTA Ade Rina: 0811914868 Rubiyanah : 085218912982 Arul : 0817804088 T. 021-7432728 F. 021-74703580 E. seminarjurnalisme@gmail.com W. www.snji2012.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun