"Halo, perkenalkan, nama saya Hatsune Miku." Suara itu langsung membuat puluhan bahkan ratusan orang berkumpul di depan panggung. Tidak hanya para remaja, orangtua sampai anak-anak pun dibuat penasaran menyaksikan salah satu tokoh Vocaloid berambut panjang mulai menampilkan kebolehannya bernyanyi. Sesaat kemudian, muncullah teman-teman Miku lainnya; Ada si kembar Kagamine Rin dan Kagamine Len, Kaito, maupun Meiko. Musik mulai mengalun, beat mulai menghentak seiring gerakan tari, dan jepretan lampu blitz seperti berirama mengikuti gerakan Vocaloid. Ya, Vocaloid di akhir pekan itu menghebohkan Balai Kartini Jakarta di tengah gelaran Jakarta 7th Toys & Comics Fair 2011. Acara yang digelar dua hari ini, 12-13 Maret 2011,menjadi ajang berkumpulnya para pecinta komik, mainan, dan tokoh-tokoh fiksi di Indonesia. Ada puluhan distributor komik dan mainan yang akan ikut kegiatan ini. Bukan sekedar pameran, Jakarta 7th Toys & Comics fair 2011 juga akan menyuguhkan beberapa kegiatan, diantaranya Lego Building Competition, Hottoys Exhibition, Starwars Performance, Tomica Track Competition, Super Street Fighter Games, hingga parade cosplay dari beberapa tokoh komik dan film-film animasi di dunia. Namun, tahukah Anda bahwa Vocaloid itu hanyalah lima remaja Jakarta yang ber-cosplay dan bernyanyi lipsing lagu-lagu yang diciptakan dari perangkat lunak Vocaloid. Teknologi Musik Yamaha Ada yang mengatakan bahwa nama Vocaloid merupakan gabungan dari kata "Vocal" dan "Android". Vocaloid muncul pertama kali pada Januari 2004 sebagai sebuah perangkat lunak hasil teknologi industri musik Yamahayang menyebtu Vocaloid sebagai "a vocal-synthesizing software" atau perangkat lunak yang menduplikasi vokal dengan tingkatan nada tertentu. Perangkat lunak ini membantu para musisi untuk menciptakan lirik lagu plus musik secara bersamaan tanpa harus menghadirkan penyanyi dan pemain musik secara fisik. Sebab, perangkat lunak ini telah memiliki pustaka suara yang mewakili semua huruf dan pengucapan kata dalam bahasa Jepang. Juga, pada akhirnya perangkat lunak ini dikeluarkan versi pustaka suara yang mewakili huruf dan kata dalam bahasa Inggris. Pasar Amerika yang bisa dikatakan sebagai pusat bisnis musik di dunia rupanya menjadi target dari sihir Vocaloid ini. Maka versi vokalis bersuara negeri Paman Sam itu diluncurkan dengan nama Leon sebagai perwakilan suara pria, Lola dan Miriam untuk karakter suara wanita. Tak hanya itu, di tahun 2005 atau setahun sejak launching Vocaloid mendapatkan pernghargaan sebagai Electronic Musician 2005 Editors Choice Award dengan kategori Most Innovative Product melalui produk ZERO-G Vocaloid 1.02 Leon and Lola. Menurut situs resmi www.vocaloid.com, perangkat lunak ini juga memiliki fitur-fitur yang memungkikan penggunanya menghasilkan suara getar dan pitch bends dari duplikasi suara yang dihasilkan. semua fasilitas ini tidak memerlukan dukungan komputer yang super canggih. Dengan sistem operasi Windows 2000/XP perangkat ini bisa berjalan. Vocaloid sudah dipasarkan bersamaan dengan pustaka vokal Vocaloid dari berbagai karakter, baik yang mewakili tingkatan suara maupun keunikan pengucapan, melalui pihak ketiga yang emndapatkan lisensi dari Yamaha Corporation. Salah satunya adalah perusahaan Zero-G yang bisa diakses melalui http://www.zero-g.co.uk untuk membeli produk-produk Vocaloid. Namun, sihir Vocaloid rupanya seperti tenggelam begitu saja. Tahun-tahun berikutnya perangkat lunak ini hanya dikenal sebagai sekadar pembantu para musisi dalam menciptakan lagu. Sampai pada tahun 2007 ketika Hatsune Miku muncul dan membawa sihir Vocaloid merambah jauh di luar perkiraan. Bersambung.. Note: tulisan ini dimuat secara bersambung di wartakota online
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H