Matahari baru saja menampilkan warna merah saganya di ufuk timur ketika beberapa risers mencari spot untuk berfoto. Menangkap matahari terbit adalah moment yang langka karena berada di Pulau Derawan, Kalimantan Timur.
Saya dan rekan satu tim kebetulan diberi kamar di atas laut, sekitar 50 meter dari bibir pantai. Untuk menuju ke kamar kita harus melewati gertak atau jembatan kayu. Nah, salah satu spot yang menarik untuk mengambil sunrise ya di dekat tempat kami menginap.
Tapi, beberapa saat kemudian kami harus pergi dari Pulau Derawan. Tujuannya apalagi kalau bukan ke Pulau Kakaban. Jaraknya sekitar satu jam kurang dengan menggunakan speedboat berpenumpang sekitar 15 orang.
Pulau Kakaban ini merupakan salah satu spot wisata dalam air yang memiliki luas sekitar 774,2 hektar. Letaknya di gugusan Kepulauan Derawan, Berau, Kalimantan Timur. Danau Kakaban dan biota laut yang ada di dalamnnya merupakan daya tarik utama di pulau ini.
Danau Kakaban tersebut terletak di tengah pulau. Dari dermaga, kita harus menaiki jembatan kayu selama 5-10 menit atau sekitar 300 meter sebelum sampai di danau. Tangga tersebut terbuat dari kayu ulin yang membelah hutan dengan pepohonan tropis seperti Bakau (Rhizophora sp), Tanjang (Bruguiera sp), Apiapi (Avicennia sp), dan Pidada (Sonneratia sp).
Danau Kakaban sendiri merupakan campuran air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah. Danau ini termasuk berukuran luas antara 2,6 x 1,5 kilometer.
Ada ubur-ubur yang berbentuk seperti piring transparan. Ubur-ubur yang disebut sebagai ubur-ubur bulan atau Aurelia Aurita ini memiliki garis tengah antara 5 sampai 50 cm.
Kemudian ada juga Cassiopeia Ornata merupakan ubur-ubur yang banyak terlihat di dasar danau dalam posisi terbalik. Tentakel ubur-ubur ini diarahkan menghadap sinar matahari supaya alga simbiotik yang berada di tentakelanya dapat berfotosintesis. Ukurannya antara 15 sampai 20 cm.