Jakarta jelang tengah malam...
Aku masih menapaki ibukota ini, sebenarnya baru saja tiba setelah beberapa pekan melaksanakan tugas di berbagai kota, saat awan gelap menutupi bulan beberapa saat.
Jalan masih lagi basah. Sisa hujan sebentar tadi cukup meninggalkan bekas. Beberapa sisa rintik air hujan masih menempel di dedaunan, tiang-tiang, dan juga terlihat di kaca-kaca bangunan.
Aku melihat jam, sebentar lagi tengah malam. Biasanya kita masih tenggelam dalam perbincangan melalui telepon genggam. Di antara itu sesekali aku menggodamu, kau merajuk, lalu kita kembali tertawa.
De, aku yakin kaubelum lagi terlelap. Sungguh aku merindukan suaramu.
Bulan sesekali menampakkan cahayanya di antara awan yang masih memekat.
Suara lantunan "Di Ujung Malam"-nya Payung Teduh masih mengalun dari pemutar musik di mobil.
Tiba-tiba saja aku mengingat setiap episode tentang kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H