Veloz baru?
Pertanyaan itu sempat mampir di benak saya ketika mendengar seorang kawan yang penasaran dan ingin mengajak saya melihat mobil dengan merk baru itu. Kebetulan di akhir pekan saya biasa ngopi-ngopi, meski saya ngeteh aja, di salah satu kafe di bilangan Jakarta Timur.
"Iya, Bro, ini mobil dengan brand baru," katanya meyakinkan.
Bagi saya kata 'Veloz' bukan sesuatu yang baru. Sebab, saya pernah menjajalnya untuk jarak yang terbilang jauh sekitar 2000 kilometer lebih dan selama dua pekan. Ya, saya masih ingat sekali, beberapa bulan lalu saya kebetulan mendapatkan sebuah kontrak kerja berkeliling pulau Jawa mulai dari Jakarta, Bandung, Jogjakarta, seluruh kabupaten di Jawa Tengah dan satu kabupaten di jawa Timur.
Pekerjaan itu terbilang gila menurut saya. Mengapa? Karena dalam satu hari bahkan sejak matahari belum lagi muncul di ufuk timur saya dan dua rekan saya sudah menyusuri jalan untuk menjelajah lokasi-lokasi wisata. Kadang lokasi itu memerlukan ekstra 'tenaga mesin' dan pernah dalam satu kejadian bahan bakar hampir habis. Biasanya di hari itu baru saya dan tim masuk ke penginapan seawalnya pada pukul delapan malam.
Mobil yang menemani saya dan tim adalah Veloz berwarna putih. Mobil milik rekan saya itu terbilang baru belum setengah tahun bahkan usianya. Catnya masih mulus dan interiornya masih memiliki kesan baru dan bersih. "Ini Avanza Veloz," kata rekan saya itu, "sekalian biar tahu kekuatannya dibawa keliling bagaimana."
Saat mendengar itu saya hanya tersenyum. Namun, senyum itu semakin melebar karena di akhir pejalanan si Veloz Putih 'berhasil' menjadi tunggangan yang nyaman dan sekaligus aman untuk saya dan rekan menyelesaikan tugas.
"Tapi itu mobil sejuta umat, ah."
Tiba-tiba lamunan saya tersadarkan oleh komentar salah seorang teman saya yang lain.
"Paling seperti biasa, bilangnya keluaran baru tapi gak ada yang berubah. Mesinnya sama tapi ekteriornya aja yang diubah dikit," katanya lagi, "itu strategi marketing ngabisin stock kemaren lah."
"Ah, gue gak tahu. Tapi, bagusan kita samperin aja deh, mumpung ada pameran," kata temen saya yang lain lagi. "Besok pagi-pagi gue jemput lo ya."