Mohon tunggu...
Kang Arul
Kang Arul Mohon Tunggu... Penulis - www.dosengalau.com

www.dosengalau.com | sering disebut sebagai dosen galau membuatnya sering galau melihat kehidupan. Lulusan S3 Kajian Media dan Budaya dari UGM Jogjakarta ini menjadi konsultan media digital yang telah menulis lebih dari 100 buku dan memublikasikan ratusan artikel secara nasional dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Nak, Belajarlah dari Budaya Toyota

22 Juni 2015   09:38 Diperbarui: 13 Juli 2015   06:12 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mencoba kembali memahami makna Toyota Way itu dalam video promosi ‘Hari Ayah’ di You Tube tadi. Sebuah mobil yang menjadi saksi dari perjalanan panjang antara ayah dan anak perempuannya serta sampai lahir generasi seterusnya. Yang mengatakan kepada dunia pada cerita dalam video yang merupakan promosi Toyota Safety Sense ini adalah hasil dari usaha terus-menerus yang dilakukan oleh pabrikan terbesar di dunia ini. Bahkan dari Indonesialah Toyota menghasilkan mobil Fortuner yang dipakai di seluruh dunia.

Namun, ibarat manusia yang memiliki keturunan dan selalu berganti dari generasi satu ke generasi lainnya. Toyota Way meski sudah dijadikan buku pegangan dan tercatat tetap saja tidak sesederhana itu dimaknai.

Sebuah komentar kecil dari Katsuaki Watanabe selaku Presiden Toyota Motor Company kala itu yang menyatakan, “Tidak ada akhir dalam proses mempelajari Toyota Way. Saya tidak merasa telah memahami Toyota Way sepenuhnya sekalipun saya telah bekerja untuk perusahaan selama 43 tahun.”

Ya… sebuah budaya dalam kajian kebudayaan merupakan seseuatu yang tidak terhenti begitu saja. Budaya selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman, perubahan waktu, sampai pada determinasi teknologi yang semakin canggih.

Namun, jangan dilupakan bahwa budaya itu sendiri bukanlah artefak yang muncul begitu saja. Budaya merupakan hasil dari interaksi orang-orang yang ada dan bagaimana nilai-nilai itu saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya.

Apa yangn disampaikan Katsuaki Watanabe memang ada benarnya bahwa Toyota Way sebagai sebuah budaya tidaklah bisa sesaat dipahami. Sebagai sebuah jantung dari Toyota Way itu sendiri Budaya Toyota akan terus, terus, dan terus berkembang.

Dan saya kembali mengutip penutup video tadi ‘Love Works Invisible. Toyota Love Work’.

Tak mengherankan apabila dalam paruh pertama catur wulan di 2015 Toyota Indonesia mengekspor sekitar 44,000 unit Toyota Brand Completely Built Up (CBU) kendaraan. JKumlah ini sekitar 30.3%  mengalami kenaikan di periode sama tahun lalu  yang hanya 33,800 unit.  Pencapaian ini ditambah lagi dengan adanya kenaikan sekitar 200 persen dari volume ekspor Vios dari  sebelumnya hanya 3.000 unit menjadi 10.000 unit. 

Terima kasih Toyota karena telah mengajarkan nilai yang berharga dalam kehidupan ini. Menghargai manusia....

Suatu saat nanti saya akan mengatakan, "Nak, belajarlah dari Budaya Toyota..." untuk mengantarkan mereka menjadi manusia yang sukses.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun