Tidak ada gelar hari ini.
Tidak ada gelar kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.
Plesetan sajak Aan Mansyur berjudul asli "Tidak Ada New York Hari Ini" di atas mungkin menggambarkan kondisi Lionel Messi selepas laga puncak Copa America Centenario 2016. Messi lagi-lagi urung membawa pulang gelar juara karena Argentina kalah adu penalti melawan Cile. Ia menjadi aktor antagonis bagi negaranya sendiri karena gagal mencetak gol saat adu penalti.
Sang kapten dinilai tampil antiklimaks di partai puncak. Padahal pada laga penyisihan grup hingga fase gugur ia tampil mengesankan. Meski baru bisa bermain pada partai kedua, melawan Panama (itu pun baru masuk di menit ke-61), Messi mampu mencetak tiga gol. Ia menambah satu gol ke gawang Venezuela di perempatfinal dan satu gol lagi ke gawang Amerika Serikat di semifinal.
"Suatu kekecewaan besar jika sampai kalah di final tiga kali berurutan," kata Messi beberapa hari jelang final dilangsungkan. Ucapan tersebut sepertinya menjadi begitu jelas pascakegagalan itu. Bintang Barcelona ini menyampaikan pernyataan yang cukup mengejutkan, yaitu pensiun dari timnas Argentina. Bermain untuk timnas baginya sudah tamat, karena ia sama sekali belum mendapat gelar juara prestisius untuk negaranya.
Sesungguhnya keberadaan Messi di timnas sejak lama kerap menjadi cibiran publik Argentina sendiri. Ia dituding tak bermain sepenuh hati untuk negaranya, tak secemerlang penampilannya di Barcelona. Di klub Katalan tersebut La Pulga (si Kutu), julukan bagi Messi, sudah mendapat banyak gelar prestisius. Berbagai gelar dan rekor individu juga ia dapat saat berkostum Barcelona.
Namun tetap saja keputusan untuk pensiun dari timnas merupakan hal yang mengejutkan banyak pihak. Penjaga gawang Argentina, Sergio Romero menyebut hal ini merupakan emosi sesaat Messi hanya karena kecewa atas kegagalan di final, dan meyakini ia akan mengurungkan niatnya pensiun dari timnas. Dukungan banyak mengalir meminta Messi untuk meralat keputusannya, termasuk dari Presiden Argentina, Mauricio Macri. Juru bicaranya mengatakan, Macri menghubungi langsung Messi dan membujuknya untuk tidak menghiraukan kritikan yang datang. Sang presiden menyatakan tetap bangga terhadap performa timnas Argentina.Â
Kabar pensiunnya Messi jelas menjadi topik utama di berbagai media massa, seolah tak ada yang peduli kalau Cile juga butuh panggung karena telah menjadi juara Copa America Centenario. Media sosial juga diramaikan dengan tagar #NoTeVayasLio (Jangan Pergi Lio) sebagai bentuk dukungan untuk Messi. Sementara itu di Buenos Aires kampanye dukungan dilangsungkan bertepatan dengan momentum peresmian patung Lionel Messi oleh Walikota Horacio Larreta Rodriguez pada Selasa (28/06).
Sering dituding tak bermain maksimal untuk negara dan gagal mempersembahkan gelar juara dalam tiga final kejuaaraan sepakbola akbar secara berurutan jelas menjadi puncak kekecewaan Messi. Namun sepertinya masih ada hal lain yang membuat Messi gerah berada di posisinya saat ini. Tak lain karena masalah yang terjadi dalam tubuh organisasi sepakbola Argentina (AFA).
Presiden Luis Segura, bersama beberapa pejabat AFA pekan lalu diselidiki telah menyalahgunakan pendapatan dari siaran televisi dan pertandingan persahabatan timnas Argentina. Pada Jumat 25 Juni 2016, AFA pun diambil alih oleh FIFA secara administratif. Atas masalah ini bahkan beberapa bintang Argentina lain seperti Javier Mascherano, Sergio Aguero, Angel Di Maria, Lucas Biglia, Ezequiel Lavezzi, Ever Banega, dan Gonzalo Higuain dilaporkan akan segera menyusul keputusan Messi pensiun dari timnas.
Messi sebelumnya sempat mencoba mengomentari apa yang terjadi pada organisasi sepakbola negaranya pada konferensi pers jelang final. "Banyak hal yang terjadi dalam waktu yang lama dan tidak ada satupun dari kami yang mengatakan apa-apa. Kami hanya mencoba untuk mencapai tujuan kami. Ada begitu banyak hal yang menumpuk, waktunya telah tiba dan harus ada perubahan, bukan hanya untuk kita saat ini tapi juga untuk kita ke depan."